Sudutkota.id – Musibah longsor kembali mengguncang Jawa Barat. Longsor menerjang tambang emas rakyat di kawasan Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Pada Jumat (30/5/2025), sekitar pukul 14.30 WIB. Sedikitnya 10 orang dinyatakan tewas dan puluhan lainnya masih hilang tertimbun.
Kepala Basarnas Jawa Barat, Deden Ridwansyah, menyampaikan bahwa pencarian korban masih terus dilakukan. “Hingga pagi ini, kami berhasil mengevakuasi 10 jenazah dan menyelamatkan 8 penambang dalam kondisi luka berat. Proses evakuasi masih terus berjalan dengan melibatkan lebih dari 150 personel gabungan,” ungkapnya dalam konferensi pers Sabtu pagi.
Kepala Desa Cipanas, H. Mulyadi, menambahkan bahwa lokasi tambang sebenarnya telah beberapa kali diperingatkan sebagai wilayah rawan longsor. “Kami sudah mengimbau warga sejak awal tahun. Tapi karena faktor ekonomi, aktivitas tambang tetap berjalan,” ujarnya.
Menurut Badan Geologi Kementerian ESDM, longsor dipicu oleh curah hujan tinggi dan kondisi geologi labil. Kepala PVMBG, Ir. Muhammad Wafid, M.Sc., menjelaskan, struktur batuan vulkanik muda di area tersebut sangat rentan terhadap pelapukan dan pergerakan tanah. “Saat hujan turun dengan intensitas tinggi selama berjam-jam, lereng menjadi tidak stabil dan longsor pun terjadi,” katanya dalam keterangan yang diterima media ini.
Menanggapi bencana ini, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan belasungkawa dan menyerukan penghentian sementara aktivitas tambang rakyat di zona rawan.
“Kami minta seluruh aktivitas tambang di area rawan longsor segera dihentikan sementara. Keselamatan warga adalah prioritas. Evaluasi menyeluruh terhadap izin dan aktivitas tambang akan segera kami lakukan,” tegas pria yang dikenal dengan nama KDM itu dalam pernyataan tertulis dari Gedung Sate, Jumat malam. (Af)