Ternyata Ada Manusia yang Memiliki Darah Emas Loh!

0
Ilustrasi darah emas (Foto: getty image/portishead1)
Advertisement

Sudutkota.id- Di Indonesia ada sebuah istilah darah biru, sebutan untuk orang yang memiliki garis keturunan dari raja atau bangsawan. Namun ternyata ada sebuah fakta menarik, ditemukan manusia berjenis darah emas di dunia atau golden blood.

Pada umumnya manusia memiliki golongan darah A, B, AB dan O, sedangkan golongan darah emas ini termasuk golongan darah yang sangat langka, karena hanya dimiliki oleh kurang dari 50 manusia yang ada di dunia, dan pertama kali ditemukan pada suku aborigin, Australia.

Sel darah merah golongan darah A, B, AB dan O memiliki protein yang disebut antigen di permukaannya. Selanjutnya sistem golongan darah itu mempunyai perbedaan lebih lanjut sebagai Rh-positif atau Rh-negatif tergantung pada ada tidaknya faktor “Rh-D” dalam sel. Namun, dengan golongan darah emas, seseorang kekurangan semua antigen Rh, sedangkan orang dengan golongan darah Rh-negatif hanya kekurangan antigen RhD.

Pemilik darah emas memiliki Rh nol atau tidak mengandung antigen Rh (protein) dalam sel darah merah. Hal ini membuat orang dengan Rh nol harus bergantung pada kerja sama komunitas kecil donor reguler Rh nol di seluruh dunia jika mereka membutuhkan darah.

Di seluruh dunia, tercatat hanya ada sembilan donor aktif untuk golongan darah ini. Hal ini menjadikannya golongan darah paling berharga di dunia, oleh karena itu dinamakan darah emas.

Ada beberapa kondisi bagaimana seseorang bisa beresiko lebih tinggi memiliki darah emas, antara lain: Perkawinan sedarah, yaitu perkawinan antara sepupu, kakak-adik, atau siapa pun yang merupakan kerabat dekat atau jauh. Lalu memiliki Gen autosomal, yaitu gen abnormal, yang memiliki sifat penyakit, diturunkan melalui keluarga. Dan terakhir, adanya perubahan atau penghapusan total gen tertentu, yaitu RHD dan RHCE atau RHAG.

Seperti dikutip dari medicinenet, darah emas  sepertinya merupakan hasil mutasi genetik, perubahan spontan pada suatu gen. Hal ini biasanya terlihat pada mutasi pada gen RHAG, yang mengkode glikoprotein terkait Rh. Protein ini diperlukan untuk mengarahkan antigen Rh ke membran sel darah merah.

Mutasi RHAG sering dikaitkan dengan penyakit yang disebut stomatositosis herediter. Orang-orang ini dapat mengalami anemia hemolitik jangka panjang, ringan, dan peningkatan kerusakan sel darah merah. Fenotip Rh nol juga dapat dilihat pada kasus anemia tertentu yang mungkin diderita seseorang sejak lahir.

Meski pemilik darah emas ini sulit untuk menerima transfusi darah, karena darah yang memiliki antigen Rh pasti dapat menyebabkan reaksi transfusi. Namun darah emas bisa mudah untuk disumbangkan, karena tidak adanya antigen pada sel darah merah, seseorang dengan darah Rh nol dianggap sebagai donor universal. Darah ini dapat disumbangkan kepada siapa saja yang memiliki golongan darah langka dalam sistem Rh.

Darah emas sangat baik untuk transfusi karena tidak memiliki antigen umum, dan dapat diterima oleh siapa saja yang membutuhkan transfusi tanpa risiko reaksi transfusi darah. Namun karena kelangkaannya, sangat sulit menemukan jenis ini. (Ka)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here