Terkait Serangan ke Rafah Gaza, Kini Giliran Uni Eropa Desak Israel untuk Akhiri Perang

0
Simbol perdamaian UE. (foto: istock/Rabizo)
Advertisement

Sudutkota.id- Serangan Israel yang semakin tak terbendung membuat kelompok Uni Eropa  mendesak Israel untuk segera mengakhiri operasi militernya di Rafah, Gaza, dan memperingatkan jika Israel tetap pada pendiriannya, hal itu akan merusak hubungan antara Israel dengan Uni Eropa.

“Jika Israel melanjutkan operasi militernya di Rafah, hal ini pasti akan memberikan tekanan besar pada hubungan UE (Uni Eropa) dengan Israel,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Josep Borrel dalam keterangan tertulis seperti di kutip oleh AFP pada Rabu (15/05).

Dalam pernyataan tersebut, Uni Eropa mendesak Israel untuk segera mengakhiri operasi militernya di Rafah seraya memperingatkan bahwa tindakan tersebut semakin mengganggu distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza dan menyebabkan lebih banyak pengungsian internal, kelaparan dan penderitaan manusia.

Uni Eropa yang merupakan pendonor bantuan utama untuk wilayah Palestina namun juga menjadi mitra dagang terbesar Israel mengungkapkan lebih dari satu juta orang di dalam dan sekitar Rafah telah diperintahkan oleh Israel untuk meninggalkan wilayah tersebut ke zona lain yang menurut PBB tidak dapat dianggap aman.

“Meskipun UE mengakui hak Israel untuk membela diri, Israel harus melakukannya sejalan dengan Hukum Humaniter Internasional dan memberikan keamanan kepada warga sipil,” sambung Borrel

Undang-undang tersebut mengharuskan Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan. Uni Eropa juga mengutuk serangan Hamas di perbatasan Kerem Shalom yang menghalangi pasokan bantuan kemanusiaan.

“Kami menyerukan semua pihak untuk melipatgandakan upaya mereka untuk segera mencapai gencatan senjata dan pembebasan tanpa syarat semua sandera yang ditahan oleh Hamas,” katanya.

Operasi militer Israel di Gaza dilancarkan sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan lebih dari 1.170 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan sekitar 250 sandera, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.

Namun, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, pihak militer Israel telah melakukan pemboman tanpa henti dari udara dan serangan darat di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 35.000 orang, sebagian besar warga sipil.

Sekutu utama Israel, Amerika Serikat dan Uni Eropa, serta PBB, semuanya telah memperingatkan Israel terhadap operasi besar-besaran di Rafah karena hal itu akan menambah jumlah korban sipil. (Ka)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here