Internasional

Taiwan Gelar Latihan Militer Terbesar Sepanjang Sejarah, Siap Perang dengan China?

94
×

Taiwan Gelar Latihan Militer Terbesar Sepanjang Sejarah, Siap Perang dengan China?

Share this article
Ketegangan di Selat Taiwan kembali memanas. Taiwan secara mengejutkan menggelar latihan militer terbesar dalam sejarahnya sebagai sinyal kesiapan menghadapi potensi invasi dari China.
Prajurit cadangan Taiwan yang berpartisipasi dalam latihan pra-tempur pada hari pertama latihan militer tahunan Han Kuang di Miaoli, Taiwan. (foto: dok. AFP News)

Sudutkota.id– Ketegangan di Selat Taiwan kembali memanas. Taiwan secara mengejutkan menggelar latihan militer terbesar dalam sejarahnya sebagai sinyal kesiapan menghadapi potensi invasi dari China. Latihan yang diberi nama Han Kuang 2025, resmi dimulai pada Rabu (9/7) dan berlangsung selama 10 hari penuh, dengan melibatkan puluhan ribu personel, sistem persenjataan tercanggih, serta simulasi skenario perang modern.

Yang membuat latihan tahun ini berbeda dari sebelumnya adalah skala dan pesannya. Sebanyak 22.000 pasukan cadangan, mobilisasi terbesar yang pernah dilakukan Taiwan, dikerahkan ke berbagai titik strategis di seluruh wilayah pulau. Mereka dilatih ulang dalam penggunaan senapan serbu, senapan mesin, hingga strategi manuver tempur menghadapi musuh superior seperti China.

“Para cadangan ini sudah lama berhenti bertugas, sehingga pelatihan penyegaran sangat penting untuk meningkatkan kesiapan mereka,” kata salah seorang perwira militer seperti dilansir dari AFP News.

Taiwan juga memamerkan sistem persenjataan baru yang dikirim langsung dari Amerika Serikat, termasuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) dan tank tempur M1A2 Abrams. Peralatan militer ini akan digunakan dalam berbagai simulasi pertempuran, mulai dari gangguan ‘zona abu-abu’ hingga serangan presisi jarak jauh, yang mencerminkan ancaman nyata invasi skala penuh.

Baca Juga :  Anggota BTS Suga Mendatangi Kantor Polisi, Imbas Mengemudi Dalam Keadaan Mabuk

Menteri Pertahanan Taiwan, Wellington Koo, menegaskan bahwa latihan ini bukan sekadar latihan rutin, melainkan bagian dari strategi pertahanan nasional yang serius.

“Latihan ini akan menunjukkan kepada masyarakat internasional bahwa Taiwan tidak tinggal diam. Kami siap mempertahankan kehidupan bebas dan demokratis dari ancaman eksternal, khususnya dari China,” tegas Koo.

Langkah Taiwan ini datang di tengah meningkatnya aktivitas militer China. Hanya sehari sebelum latihan dimulai, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan keberadaan 31 jet tempur dan tujuh kapal perang China di sekitar wilayah udara dan perairan Taiwan dalam kurun waktu 24 jam. Insiden seperti ini semakin sering terjadi sejak Presiden Taiwan Lai Ching-te, yang dikenal keras mempertahankan kedaulatan negara, resmi menjabat tahun lalu.

Presiden Lai pun tak tinggal diam. Ia turun langsung ke lapangan, mengunjungi pos-pos latihan dan menyampaikan pidato yang membakar semangat para prajurit. Dalam orasinya, Lai menyerukan persatuan nasional dalam menghadapi ancaman eksternal, sembari mengingatkan rakyat akan pentingnya menjaga kedaulatan negara di tengah tekanan global.

Taiwa. memperluas cakupan latihan ini untuk menyesuaikan dengan ancaman invasi nyata yang diperkirakan bisa terjadi pada tahun 2027. Prediksi ini berasal dari pejabat intelijen Amerika Serikat yang meyakini bahwa China tengah menyiapkan kekuatan penuh untuk merebut Taiwan dalam jangka menengah.

Baca Juga :  Palestina Semakin Sengsara, Sekjen PBB Serukan Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera di Gaza

Sebagai tanggapan, Taiwan kini memperkuat strategi perang asimetris dengan fokus pada pertahanan cepat, mobilitas tinggi, dan struktur komando yang terdesentralisasi. Pelajaran dari konflik Ukraina juga dijadikan referensi dalam menyusun pendekatan taktis yang efektif.

“Komandan di semua tingkatan harus mampu bertindak cepat berdasarkan pemahaman terhadap maksud atasannya. Kemampuan ini hanya bisa dibentuk melalui pelatihan serius di masa damai,” kata seorang pejabat pertahanan senior Taiwan.

Para analis memprediksi bahwa latihan militer besar-besaran Taiwan ini akan memicu respons langsung dari China. Firma intelijen risiko Eurasia Group bahkan menyebut kemungkinan besar Chinq akan menggelar latihan balasan berskala besar pada akhir Juli sebagai bentuk unjuk kekuatan di hadapan Washington dan sekutunya.

Situasi ini mempertegas bahwa Selat Taiwan kini menjadi titik panas geopolitik yang dapat memicu eskalasi lebih luas di kawasan Asia-Pasifik. (kae) 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *