Pendidikan

Tadris Biologi UIN Tulungagung Pelajari Kekayaan Hayati Kondang Merak

80
×

Tadris Biologi UIN Tulungagung Pelajari Kekayaan Hayati Kondang Merak

Share this article
Tadris Alam UIN Tulungagung Pelajari Kekayaan Hayati Kondang Merak
Mahasiswa Biologi UIN Tulungagung saat melakukan praktikum tadris alam di Hutan Lindung Kondang Merak, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.(foto:sudutkota.id/ist)

Sudutkota.id – Kawasan Hutan Lindung Kondang Merak, Malang Selatan, kembali menjadi tujuan pembelajaran lapangan bagi mahasiswa Biologi Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN Satu).

Sebanyak 120 mahasiswa dan dosen melaksanakan praktikum tadris biologi di wilayah pesisir Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, tersebut, Sabtu (15/11/2025), dengan fokus mempelajari langsung kondisi ekosistem hutan pantai.

“Kegiatan ini kami pilih untuk memperkenalkan hutan pesisir yang masih tersisa di Malang Selatan,” ujar Desi Kartikasari, M.Si dosen biologi UIN Satu Tulungagung.

Kondang Merak dipilih karena merupakan salah satu kawasan hutan pesisir yang masih terjaga dan memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi.

Di area ini tercatat hidup 13 jenis elang, 150 jenis kupu-kupu, 130 jenis burung, 89 jenis pohon, hingga puluhan jenis tanaman obat dan fauna herpetologi.

“Keanekaragaman hayati di wilayah ini masih sangat lengkap dan penting untuk dipelajari,” tambah Desi.

Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa diajak menyusuri jalur hutan untuk mengamati struktur vegetasi dan kondisi lantai hutan. Praktik langsung ini menjadi bagian penting dari kurikulum untuk memahami karakteristik ekosistem alami.

“Mahasiswa harus melihat langsung bagaimana hutan bekerja sebagai sistem yang saling terhubung,” ujar dosen tersebut.

Selain susur hutan, peserta juga belajar melakukan analisis vegetasi, mengenali jenis-jenis tumbuhan lokal, serta mengamati satwa liar yang berada di sekitar kawasan lindung.

Pada beberapa titik, mahasiswa memasang pitfall trap sebagai metode untuk mempelajari serangga dan herpetofauna.

“Metode-metode dasar ekologi seperti ini penting untuk dikuasai sejak dini,” ujar Dr. Ainun Nikmati Laily, S.Pd., M.Si , dosen biologi yang juga turut serta mendampingi khusus bidang botani

Sahabat Alam Indonesia yang mendampingi kegiatan ini menegaskan pentingnya menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak bangku perkuliahan. Menurut mereka, pendidikan lapangan akan membuat mahasiswa lebih memahami urgensi konservasi alam.

“Kami ingin mahasiswa memiliki empati dan kepedulian yang nyata terhadap kelestarian hutan,” ujar Imti Yazil Wafa Relawan Pendamping Sahabat Alam Indinesia.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi kedua antara UIN Satu Tulungagung dan Sahabat Alam Indonesia sejak 2024. Pendamping lapangan berharap pengalaman ini dapat memantik semangat mahasiswa untuk berkontribusi dalam upaya pelestarian hutan.

“Mereka adalah calon ilmuwan dan tenaga pendidik yang akan menentukan arah perlindungan alam di masa depan,” ujar Imti Yazil Wafa.

Di tengah tekanan pembangunan seperti percepatan pariwisata dan proyek Jalur Lintas Selatan, hutan Kondang Merak disebut semakin membutuhkan dukungan seluruh pihak.

Relawan berharap keberadaan hutan lindung ini tetap terjaga agar dapat terus menjadi tempat belajar generasi berikutnya.

“Jika hutan ini hilang, maka kita kehilangan laboratorium alam yang tidak bisa digantikan,” ujar Imti Yazil Wafa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *