Sudutkota.id- Soal menumpuknya sampah yang berada di Stadion Brantas Kota Batu, pedagang pasar pagi mengaku kesulitan membuang sampah dalam sepuluh hari ini.
Hal itu diungkapkan Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pasar Pagi Stadion Brantas, Sutrisno, Rabu (21/2).
“Dalam sehari bisa menghasilkan 2 ton sampah, itu dari limbah sisa-sisa dagangan. Pedagang pasar pagi yang ada di tempat relokasi ada 1.097 pedagang. Selama ini KSM Pasar Pagi mengurus sampah secara mandiri dari iuran pedagang. Bahkan hingga saat ini, kami tak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah,” ujarnya.
Masih kata Sutrisno, sebelum merasa kesulitan membuang sampah dalam waktu 10 hari ini, KSM Pasar Pagi telah mengurus sampah secara mandiri, yang mana dilakukan melalui menyewa lahan di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
“Sebenarnya kami sudah menyewa lahan di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang senilai Rp 10 juta per tahun. Sehingga pembuangan sampah tidak ada masalah. Namun sejak 10 hari terakhir ini, kami tidak bisa membuang sampah ditempat tersebut, karena ditutup oleh warga sekitar lahan. Karena ada ada salah satu perusahaan yang ikut-ikutan buang sampah. Karena sampahnya terlalu banyak hingga meluber ke jalan. Akhirnya diprotes warga dan ditutup,” terangnya.
Karena lahan yang disewa itu ditutup warga sekitar, sambung Sutrisno, pihaknya merasa kebingungan.
“Sampai saat ini, kami terus mencari sewa lahan yang bisa digunakan membuang sampah. Kemarin ada informasi, ada saudara di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang punya lahan. Bahwa ada tempat bisa digunakan untuk membuang sampah. Tetapi tempatnya terlalu jauh,” tandasnya.
Atas persoalan tersebut, pihaknya berharap pemerintah hadir memberikan bantuan. Misalnya saja, disediakannya alat pembakaran sampah.
“Harapannya, ada bantuan dari Pemkot Batu terutama DLH. Setidaknya ada bantuan armada untuk mengangkat sampah ini. Kami menghubungi pihak DLH, tapi tidak ada respon,” pungkasnya. (Dn)