Daerah

Soal Banjir Suhat, Wali Kota Malang Sebut Karena Ada Sumbatan di Salah Satu Drainase

345
×

Soal Banjir Suhat, Wali Kota Malang Sebut Karena Ada Sumbatan di Salah Satu Drainase

Share this article
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat tinjau lokasi banjir di Suhat. (foto: sudutkota.id/AD)

Sudutkota.id- Pasca terjadi banjir akibat hujan deras yang melanda kawasan Soekarno-Hatta (Suhat), Wali Kota Malang Wahyu Hidayat langsung turun meninjau lokasi.

Dari hasil tinjauan itu, ia menyebut banjir di kawasan Suhat disebabkan ada sumbatan di salah satu drainase di depan Warung Makan Sego Sambal Cak Uut.

“Ketika kami melihat secara langsung ke lokasi, ada titik saluran drainase yang banyak berisi sampah dan tumpukan sedimen. Tepatnya di depan Warung Makan Sego Sambal Cak Uut. Belum lagi ada bangunan warung rokok 24 jam. Tentunya ini berdampak banjir pada lingkungan di sekitarnya,” ujar orang nomer satu di Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Senin (17/3/2025).

Selain turun ke lokasi banjir, Wahyu juga menginstruksikan kepada DPUPRPKP, untuk menerjunkan Satgas GASS, guna melakukan normalisasi.

“Normalisasi dilakukan, agar saluran drainase bisa berfungsi dengan baik dan lancar. Sehingga air tidak sampai meluap ke jalanan Suhat,” terangnya.

Pria Alumnus ITN Malang juga menjelaskan, penyebab banjir di kawasan tersebut dikarenakan Intensitas hujan yang lumayan deras.

“Jadi, bozem di Tungguwulung, tidak mampu menampung luapan air dari Sungai Sengkaling. Terpaksa luberan airnya melimpah ke aliran sungai, atau ke saluran drainase di beberapa wilayah Kota Malang. Genangan airnya (banjir) tidak dapat terhindarkan lagi. Kami berupaya mencarikan solusi. Salah satunya merevitalisasi drainase. Kita usulkan ke Pemprov Jatim dan disetujui. Dibantu biaya pembangunannya senilai Rp32 miliar,” paparnya.

Sebenarnya Wahyu telah memprediksi adanya banjir ini, karena bozem di Tunggulwulung sore itu sudah meluap.

“Padahal bozem tersebut disiapkan untuk menampung air dari atas, tetapi tetap tidak mampu menahan debit air,” tandasnya

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat melihat langsung salah satu drainase yang dinormalisasi. (foto: sudutkota.id/AD)

Kemudian, mengenai penanganan banjir di Kota Malang bakal mengacu pada Masterplane drainase, yang telah dibuat pada 2022 lalu.

Dimana masterplane tersebut, menjadi induk perencanaan dan penataan saluran drainase di Kota Malang. Intensitas curah hujan yang turun, juga patut menjadi bahan pertimbangan, untuk peningkatan kapasitas bozem.

“Kami tidak ingin gegabah untuk penambahan atau peningkatan bozem. Karena intensitas hujan, harus dipastikan setiap waktunya. Jika tidak terlalu signifikan intensitasnya, dampaknya pada anggaran pembangunan yang mubazir,” jelasnya.

Wahyu juga menyampaikan penanganan banjir di Kota Malang harus didukung partisipasi masyarakat.

“Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi jika masyarakat tidak ikut menjaga saluran drainase dan masih membuang sampah sembarangan, kita tidak akan bisa mengatasi banjir,” ucapnya.

Dalam penanganan banjir, Wahyu menargetkan Kota Malang bebas banjir pada Tahun 2028.

“Tentu penanganan dilakukan bertahap. Misalnya di Sawojajar, sekarang durasi dan tinggi genangan sudah berkurang. Tapi upaya ini harus didukung masyarakat dengan menjaga kebersihan drainase,” pungkasnya. (AD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *