Seorang Anak Palestina Sambut Ramadan dengan Pesan Suara Almarhumah Ibunda

- Advertisement -

Sudutkota.id – Mengawali hari pertama Ramadan sendirian di antara makam orang-orang yang dicintainya di sebuah pemakaman di Gaza, Ibrahim Hassouna mendengarkan pesan suara yang ditinggalkan ibunya sebelum dia terbunuh dalam serangan militer Israel di wilayah Palestina.

Biasanya merupakan waktu tarawih dan buka bersama keluarga yang menyenangkan setelah puasa setiap hari. Namun bulan suci umat Islam tahun ini tidak dapat mengangkat Hassouna dari kesedihan mendalam atas kehilangan ibu, ayah, saudara laki-laki dan keluarga mereka dalam perang.

Mendengarkan suara ibunya di ponselnya membuat kenangan manis terasa menyesakkan, mengingatkan kembali bagaimana ibunya selalu mengkhawatirkan dirinya tanpa henti.

“Kalau saya pergi satu, dua, tiga jam, dia akan menelepon, padahal saya berumur 30 tahun,” katanya sambil menangis dan berlutut di dekat makamnya. Dia dikenal sebagai Um Karam atau ibu dari Karam, putra sulungnya.

“Tidak ada yang akan bertanya tentang saya sekarang. Tidak ada yang akan menghibur saya. Tidak ada yang akan memeriksa saya. Tidak ada yang akan mengkhawatirkan Ibrahim seperti ibu saya mengkhawatirkan saya,” kata Hassouna, yang memiliki tato di bagian dalam pergelangan tangannya dari kata Arab ummi, atau ibuku.

Foto di ponselnya memperlihatkan ibu dan anak tersenyum dengan kepala berdekatan. Dia mengenakan gaun biru dan jilbab krem. Pesan voicemailnya khas darinya mengatakan, “Ibrahim sayangku, aku ingin memeriksamu, aku sudah meneleponmu dari kemarin tetapi kamu belum menjawab, ada apa?,” demikian yang ditunjukkan kepada Reuters, Selasa (12/3).

Hassouna berdoa di antara kuburan, mengulurkan tangannya ke depan dengan telapak tangan menghadap ke atas. Dia membawa tasbih dengan warna hitam, putih, merah dan hijau seperti bendera Palestina.

“Makam di sebelah ini adalah milik ayahku. Kuburan di belakangku adalah milik saudaraku Muhammad. Dan kuburan di sebelah kami ini adalah Karam dan keluarganya.”

Hassouna mengingat kembali kenangan bersama keluarga di tahun-tahun bahagia, kedua bersaudara itu bertengkar karena hal-hal kecil saat mereka berbagi makanan yang disiapkan oleh ibu mereka, yang menurut Hassouna adalah makanan terlezat di dunia.

“Aku harap kita bisa punya sedikit masalah lagi dengan keluargaku, saudaraku. Dulu kita bertengkar tentang siapa yang akan duduk di sini dan siapa yang akan duduk di sana,” ungkapnya.

Perbedaan antara kenangan itu dan masa kini begitu menyakitkan sehingga Hassouna berjuang untuk menerima bahwa ini adalah Ramadhan. “Sejak bangun hari ini, saya terus berpikir saya tidak ingin ini Ramadhan,” ujarnya.

Dia telah mengisi sakunya dengan balon untuk diledakkan untuk anak-anak, tapi ini tidak cukup untuk mengangkat suasana hatinya.

Setelah matahari terbenam, Hassouna berbuka puasa dengan sepiring falafel yang dibelinya dari sebuah warung di pinggir jalan di Rafah, kota di Gaza selatan yang merupakan tempat terakhir yang relatif aman di sebidang tanah yang hancur.

Bantuan pangan yang terbatas telah mencapai Rafah, yang memiliki jalur darat yang melintasi Mesir. Di tempat lain di Gaza, makanan sangat langka sehingga banyak terjadi kematian akibat kelaparan dan kelaparan yang lebih luas, menurut organisasi kemanusiaan.

Hassouna memakan falafelnya sambil duduk sendirian di trotoar. “Tidak ada meja untuk berkumpul, tidak ada makanan, tidak ada rumah, tidak ada keluarga. Tapi kita harus beradaptasi dan menjalani ini,” ujarnya sambil tersenyum berusaha untuk ikhlas.

“Dan kita harus bersyukur kepada Tuhan, meskipun itu sulit. Kita akan makan falafel,” pungkasnya. (wn)

Baca Juga ..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Share post:

Subscribe

Populer

Berita Lainya
Related

Seorang Pemancing Dilaporkan Menghilang di Pantai Watu Leter Gedangan Malang

Sudutkota.id - Para pemancing di kawasan Pantai Watu Leter,...

Jelang 100 Hari Kerja Pertama Jajaran Direksi, Perumda Tugu Tirta Borong Berbagai Penghargaan

Sudutkota.id - Menjelang 100 hari pertama masa kerja jajaran...

Akibat Terobos Jalan Pintas Jembatan Bumiayu Malang yang Diperbaiki, Banyak Pengendara Motor Tercebur Sungai

Sudutkota.id- Akibat nekat melewati jalan pintas jembatan di Jalan...

MWC NU Sugio “Kick Off” Hari Santri Nasional 2024 dengan MDS Rijalul Ansor

Sudutkota.id- Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWCNU) Sugio melakukan "kick...