Sudutkota.id– Satu-satunya korban selamat dari kecelakaan tragis pesawat Air India yang menewaskan lebih dari 240 orang, Viswashkumar Ramesh. Ia mengaku masih sulit percaya bahwa dirinya selamat dari insiden yang dijuluki sebagai salah satu kecelakaan penerbangan paling mematikan dalam satu dekade terakhir.
Pria berusia 40 tahun itu duduk di kursi 11A, tepat di dekat pintu darurat yang rusak. Dari sanalah ia melarikan diri setelah pesawat Boeing 787-8 Dreamliner jatuh dan terbakar sesaat setelah lepas landas dari Ahmedabad, India, pada Kamis lalu. Ia terekam kamera media sosial dalam kondisi tertatih-tatih, mengenakan kaus penuh darah dan wajah dipenuhi memar.
“Saya pikir saya juga akan mati. Tapi saat membuka mata, saya sadar masih hidup. Saya segera melepaskan sabuk pengaman dan berusaha kabur sejauh mungkin,” terangnya seperti dikutip dari Reuters pada Jumat (13/06/2025).
“Saya melihat pramugari dan penumpang lainnya meninggal tepat di depan mata saya,” sambungnya.
Ramesh, warga negara Inggris keturunan India, bepergian bersama saudaranya Ajay yang duduk di baris berbeda. Saat pesawat jatuh dan menghantam bangunan asrama perguruan tinggi kedokteran, sisi tempat duduk Ramesh ternyata mengarah ke tanah lapang, memberinya celah untuk melarikan diri.
“Pintu darurat saya pecah, dan saya melihat ada ruang di luar. Saya langsung keluar dari sana. Sisi lain pesawat tertutup tembok—tidak ada yang bisa lolos dari sana,” ujarnya.
Tim medis dari Rumah Sakit Sipil Ahmedabad menyatakan Ramesh mengalami luka bakar dan memar, namun tidak mengalami cedera serius.
“Ini benar-benar sebuah keajaiban. Ia selamat tanpa luka berat dan kini dalam pemulihan meski masih trauma,” ujar seorang pejabat rumah sakit.
Beberapa penghuni asrama serta warga sekitar turut menjadi korban dalam tragedi ini. Tim penyelamat masih mencari korban lain dan bagian pesawat yang tersebar di reruntuhan bangunan. Sementara itu, pihak Air India dan Boeing menyatakan penyelidikan mendalam akan dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan.
Ramesh mengungkapkan bahwa sesaat setelah lepas landas, pesawat terasa melayang tak bergerak, lalu lampu kabin menyala hijau dan putih. Tak lama kemudian, ia merasakan dorongan mesin meningkat sebelum pesawat akhirnya jatuh dengan keras ke bangunan.
Di Leicester, Inggris, keluarga Ramesh masih terpukul. Sepupunya, Hiren Kantilal, mengatakan mereka telah berbicara dengannya melalui panggilan video dan kini berupaya segera terbang ke India. “Kami sangat terpukul. Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kesedihan kami,” kata Kantilal.
Perdana Menteri India Narendra Modi mengunjungi lokasi kejadian di negara bagian asalnya, Gujarat, dan menyempatkan diri menemui Ramesh di rumah sakit. (ama)