Sudutkota.id – Proyek revitalisasi Alun-Alun Merdeka Kota Malang terus menunjukkan progres signifikan. Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Dito Arief Nurakhmadi, meninjau langsung perkembangan pembangunan pada Kamis (20/11/2025). Dalam kunjungannya, ia memberi sejumlah catatan penting baik terkait progres konstruksi maupun pengelolaan jangka panjang.
Dito mengakui bahwa proses revitalisasi sempat mengalami sedikit keterlambatan, khususnya terkait pencairan pembiayaan dari JNS. Meski begitu, ia memastikan bahwa proyek sudah kembali berjalan normal dan tetap menargetkan penyelesaian pada 20 Januari 2026.
“Ya memang sempat ada keterlambatan karena masalah pembiayaan. Tapi sekarang progresnya sudah berjalan lagi. Target selesai pada 20 Januari tetap dipegang,” ujar Dito saat ditemui di lokasi.
Menurutnya, percepatan ini sangat penting mengingat masyarakat sudah menanti alun-alun sebagai ruang publik utama di pusat kota.
“Alun-Alun Merdeka ini bukan sekadar taman kota biasa. Lokasinya strategis, dekat Masjid Jami’, bersisian dengan koridor Kayutangan Heritage, dan selalu jadi pusat aktivitas warga. Banyak harapan agar segera rampung,” tambahnya.
Saat melakukan pengecekan, Dito menemukan sejumlah pembaruan yang dianggap memberi nilai lebih pada wajah alun-alun. Yang paling mencolok adalah penambahan area bermain anak dan sebuah open space yang dapat difungsikan sebagai panggung kecil.
“Ada beberapa spot baru yang sebelumnya tidak ada. Area bermain anak ini cukup menarik, juga open space yang bisa dijadikan mini stage. Ini ruang yang bisa memfasilitasi kreativitas warga, seperti pertunjukan kecil atau aktivitas komunitas,” jelas Dito.
Menurutnya, fasilitas-fasilitas baru ini berpotensi menghidupkan kembali alun-alun sebagai ruang interaksi publik yang lebih aktif, tidak hanya sebagai area bersantai.
Dito turut memastikan aspek lingkungan tetap diperhatikan. Ia menegaskan bahwa revitalisasi tidak akan mengubah karakter alun-alun secara drastis, terutama terkait keberadaan pohon-pohon besar yang menjadi landmark kawasan.
“DLH sudah menegaskan tidak ada penebangan pohon. Hanya pemangkasan saja di beberapa titik. Jadi wajah dan nuansa alun-alun tetap dipertahankan, hanya ditambah area baru yang bermanfaat untuk masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Dito juga menyoroti dukungan pembiayaan dari Bank Jatim yang dinilai cukup membantu percepatan proses revitalisasi.
“Kita harus mengapresiasi pembiayaan dari Bank Jatim. Mereka cukup responsif sehingga prosesnya bisa berjalan kembali setelah sempat tersendat. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi pemerintah dan perbankan bisa memberikan dampak positif bagi pembangunan kota,” tegasnya.

Meski revitalisasi berjalan baik, Dito mengingatkan bahwa persoalan klasik pasca peresmian harus segera diantisipasi, terutama soal keberadaan PKL (pedagang kaki lima) yang kerap masuk ke area alun-alun.
Ia mengingatkan bahwa pengalaman revitalisasi sebelumnya harus menjadi pelajaran, karena setelah dibuka, kawasan kembali dipadati PKL sehingga menurunkan estetika dan kenyamanan ruang publik.
“Alun-alun ini harus bebas PKL, itu harga mati. Tetapi pemerintah juga harus hadir memberikan solusi. Koordinasi dengan Disperindag perlu dilakukan untuk menyiapkan area alternatif bagi PKL atau pelaku UMKM di sekitar alun-alun, bukan di dalamnya,” jelas Dito.
Ia juga meminta Satpol PP untuk memberi perhatian serius terhadap penegakan aturan.
“Satpol PP harus lebih aktif menggelar operasi dan pengawasan rutin. Jangan sampai setelah diresmikan, kawasan ini kembali semrawut. Ini pekerjaan bersama antara DLH, Disperindag, dan Satpol PP,” tegasnya.
Dito menargetkan revitalisasi dapat sepenuhnya selesai di awal tahun sehingga masyarakat dapat menikmati wajah baru alun-alun yang lebih tertata, modern, dan ramah keluarga.
“Kami optimis awal tahun masyarakat sudah bisa menikmati alun-alun yang baru. Dengan fasilitas tambahan dan penataan yang lebih rapi, harapannya alun-alun benar-benar menjadi ruang publik yang nyaman dan bermanfaat,” tutupnya.




















