Ranting Dipangkas Satu Sisi, Pohon Setinggi 10 Meter di Depan Stasiun Kota Baru Tumbang, Ini Kata DLH

0
Pohon trembesi di depan Stasiun Kota Baru, Kota Malang tumbang menimpa bangunan warung. (Foto: sudutkota.id/Mt)
Advertisement

Sudutkota.id – Pohon saman atau trembesi setinggi 10 meter dan berdiameter mencapai 1 meter yang berada di Depan Stasiun Kota Baru, tepatnya di Jalan Trunojoyo Kota Malang, tumbang dan menimpa bangunan warung di sekitarnya, pada Jumat pagi (25/10/2024).

Adapun warung yang tertimpa pohon itu adalah warung Indah Jaya milik Supriadi, warga Jalan Kyai Tamin, Gang 5, Klojen, Kota Malang.

Selain merusak bangunan warung di deretan stasiun, satu unit mobil dan motor ikut terdampak tumbangnya pohon itu. Bahkan kejadian ini sempat membuat panik warga maupun penumpang kereta api.

Supriadi, pemilik warung Indah Jaya mengatakan, sebelum pohon saman ini tumbang, sekitar pukul 10.00 WIB petugas dari Bidang Penerangan Jalan dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, melakukan pemotongan ranting-ranting pohon tersebut, agar tidak menutupi lampu penerangan jalan yang ada.

“Petugas memotong ranting-ranting cuma satu sisi saja, yang sisi satunya nggak dipotong. Tiba tiba pohonnya roboh ke sini (ke arah timur) sampai tercabut akarnya,” ungkap Supriadi.

Tak lama kemudian, datang petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang dan langsung bertindak melakukan pembersihan.

Terpisah, Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau, DLH Kota Malang, Laode KB Al Fitra, membenarkan peristiwa pohon tumbang tersebut. Ia mengatakan, setelah pohon itu tumbang, diketahui akar pohon sebagian telah lapuk.

“Ternyata akarnya sebagian sudah lapuk. Itu saya lihat tadi setelah kejadian tumbang,” ujarnya saat diwawancarai sudutkota.id melalui sambungan telepon.

Kata Laode, pihaknya sebelumnya telah mendapatkan laporan bahwa pohon tersebut telah miring sebelum tumbang. “Tapi sebenarnya terlihat masih seger-seger saja itu pohonnya,” katanya.

Saat ditanya kenapa pemotongan tidak dilakukan sendiri oleh DLH, melainkan DPUPRPKP, Laode mengatakan hal tersebut sudah biasa dan tidak ada masalah, karena sudah ada koordinasi antar DPUPRPKP dengan DLH. “Sudah ada koordinasi dalam rangka pengamanan PJU,” akunya.

Ia menambahkan, sebelumnya DLH Kota Malang sudah ada rencana untuk melakukan treatment, yakni melakukan pemangkasan terhadap pohon tersebut.

“Kalau di kami, di DLH, itu kita lakukan treatment. Jadi dilakukan pemangkasan dulu, kalau dinilai masih miring dan membahayakan, ya kita potong. Namun sebelum kami melakukan pemotongan, ternyata sudah tumbang,” tandas Laode. (Mt)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here