Sudutkota.id – Sektor perikanan di Kota Malang terus menunjukkan pertumbuhan positif. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi, mengungkapkan bahwa produksi ikan air tawar di kota ini mencapai angka 160.000 ton pada 2024, naik signifikan dibandingkan capaian tahun 2023 yang sebesar 158 ton.
Hal tersebut disampaikan Slamet dalam kegiatan Pemberdayaan Pembudi Daya Ikan Kecil yang diikuti 103 peserta dan digelar di Hotel Grand Mercure, Kota Malang, Rabu (24/9/2035).
Menurutnya, tren kenaikan produksi ini tidak lepas dari semakin banyaknya masyarakat yang memanfaatkan lahan terbatas untuk budidaya ikan air tawar dengan media kolam terpal maupun budikdamber (budidaya ikan dalam ember).
“Dengan memanfaatkan pekarangan yang ada, warga dapat melakukan budidaya ikan meski lahannya terbatas. Kegiatan ini bermanfaat untuk menambah penghasilan keluarga, meningkatkan ketersediaan sumber protein, sekaligus memperkuat ketahanan pangan mulai dari tingkat rumah tangga, RT, RW, hingga kelompok pembudidaya ikan,” jelas Slamet.
Peserta pelatihan ini berasal dari kelompok pembudidaya ikan, perwakilan RT/RW, hingga ibu-ibu PKK dari berbagai kelurahan di Kota Malang. Mereka sengaja dilibatkan agar pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh bisa ditularkan langsung ke masyarakat di lingkungannya masing-masing.
Selain pelatihan, para peserta juga mendapat dukungan berupa bantuan benih ikan, pakan, dan sarana prasarana pendukung lainnya. Bantuan tersebut diharapkan bisa langsung dimanfaatkan warga untuk mengawali usaha budidaya ikan di rumah maupun lingkungannya.
Slamet menambahkan, produksi perikanan air tawar di Kota Malang diproyeksikan terus meningkat. Target tahun 2025 minimal berada di angka lebih dari 160.000 ton, dengan harapan dapat melampaui capaian tahun sebelumnya.
“Kalau proyeksinya memang kita tetapkan di atas 160.000 ton. Biasanya perhitungan akhir tahun akan menunjukkan peningkatan lagi, karena jumlah pembudidaya juga bertambah,” ujarnya.
Dispangtan mencatat hingga 2025 ada 751 pembudidaya ikan aktif di Kota Malang. Komoditas yang paling banyak dibudidayakan adalah lele, nila, dan gurame, karena permintaannya tinggi di masyarakat serta relatif mudah dipelihara di kolam terpal.
“Kalau masyarakat semakin banyak yang memanfaatkan pekarangan dengan kolam terpal, maka kebutuhan protein bisa terpenuhi, pendapatan meningkat, dan yang terpenting ketahanan pangan di Kota Malang semakin kuat,” kata Slamet.
Ia juga mengingatkan bahwa kegiatan seperti pelatihan dan pemberdayaan pembudi daya ikan kecil merupakan wahana penting untuk transfer ilmu. Peserta didorong untuk serius mengikuti materi, berkoordinasi dengan penyuluh, serta memanfaatkan bantuan yang diberikan pemerintah.
“Program ini lahir dari aspirasi masyarakat melalui Musrenbang. Karena itu, hasilnya harus kembali ke masyarakat. Kami berharap semua bantuan dan fasilitas benar-benar digunakan secara maksimal untuk kesejahteraan warga,” pungkas Slamet.




















