Internasional

Pertarungan Terbuka Trump dan Musk, Dari Pemutusan Kontrak Pemerintah Hingga Seruan Pemakzulan

68
×

Pertarungan Terbuka Trump dan Musk, Dari Pemutusan Kontrak Pemerintah Hingga Seruan Pemakzulan

Share this article
Hubungan antara Presiden Donald Trump dan CEO Tesla sekaligus pemilik SpaceX, Elon Musk, yang sebelumnya terjalin erat, kini berubah menjadi ajang perseteruan terbuka di hadapan publik.
Presiden AS, Donald Trump dan Elon Musk menghadiri konferensi pers di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada 30 Mei 2025. (foto: Reuters/Nathan Howard)

Sudutkota.id– Hubungan antara Presiden Donald Trump dan CEO Tesla sekaligus pemilik SpaceX, Elon Musk, yang sebelumnya terjalin erat, kini berubah menjadi ajang perseteruan terbuka di hadapan publik.

Pada hari Kamis (05/06), Trump mengancam akan memutus kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan Musk, sementara Musk secara terbuka mendukung seruan untuk memakzulkan Trump.

Permusuhan ini bermula dari ketidaksepakatan terkait RUU belanja besar-besaran yang diusulkan Trump. Musk menilai RUU tersebut akan memperdalam defisit anggaran federal yang kini mencapai $36,2 triliun. Ketika Trump akhirnya mengkritik Musk secara langsung di Ruang Oval, pertengkaran yang awalnya tertutup langsung pecah di depan publik.

“Cara termudah untuk menghemat miliaran dolar adalah dengan menghentikan subsidi dan kontrak pemerintah Elon,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya seperti dilansir dari Reuters.

Pernyataan Trump segera berdampak pada pasar keuangan. Saham Tesla, yang menjadi andalan Musk, jatuh 14,3 persen pada hari Kamis, dan kehilangan sekitar 150 miliar dolar nilai pasar perusahaan.

Musk, yang juga memiliki perusahaan roket SpaceX dan layanan internet satelit Starlink, tidak tinggal diam. Dalam hitungan jam setelah Trump berbicara, Musk menjawab “Ya” di X (dulu Twitter) ketika seorang pengikutnya menyarankan bahwa Trump harus dimakzulkan.

Pernyataan tersebut muncul di tengah dominasi Partai Republik di Kongres, yang kemungkinan besar tidak akan memakzulkan Trump. Namun, hal ini menunjukkan betapa dalamnya keretakan hubungan antara keduanya.

Baca Juga :  Negara- Negara Arab Tolak Rencana Pengusiran Warga Palestina dari Gaza

“Lihat, Elon dan saya memiliki hubungan yang baik. Saya tidak tahu apakah itu akan tetap begitu,” kata Trump kepada wartawan.

Musk membalas dengan sindiran yang menegaskan bahwa ia telah menghabiskan hampir 300 juta dolar untuk mendukung Trump dan Partai Republik selama kampanye pemilu terakhir.

“Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilu. Sungguh tidak tahu terima kasih,” tulisnya.

Di sisi lain, Musk juga sempat mengancam akan menghentikan operasi wahana antariksa Dragon milik SpaceX, yang merupakan satu-satunya kendaraan antariksa AS yang saat ini mampu mengangkut astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Namun, beberapa jam kemudian, Musk tampaknya melunak. Menanggapi saran seorang pengikut yang memintanya untuk menenangkan diri.

Musk menulis: “Saran yang bagus. Oke, kami tidak akan menghentikan Dragon.”

Tanda-tanda de-eskalasi lebih lanjut muncul ketika Musk merespons manajer dana lindung nilai Bill Ackman, yang mendesak Trump dan Musk berdamai. “Anda tidak salah,” balas Musk, seolah membuka pintu dialog di tengah konflik yang memanas.

Meskipun demikian, pertikaian ini menggarisbawahi bagaimana hubungan pribadi dua tokoh ini kini menjadi bagian dari pertarungan politik yang lebih luas. Musk, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah dalam pemerintahan Trump dan hadir di Gedung Putih hingga beberapa kali membawa putranya yang masih kecil, kini berbalik mengkritik kebijakan pemerintah. Musk bahkan melakukan jajak pendapat di X, bertanya pada 220 juta pengikutnya.

Baca Juga :  PuSDek Serukan Keadilan dan Perlindungan Hak Warga Lokal di SPMB 2025

“Apakah sudah waktunya untuk membentuk partai politik baru yang benar-benar mewakili 80 persen rakyat di tengah,” tulisnya

Di antara perseteruan ini, Trump menuduh Musk sebenarnya marah karena penghapusan insentif pajak bagi kendaraan listrik yang menjadi andalan Tesla.

“Dia bukan yang pertama. Orang-orang meninggalkan pemerintahan saya. Lalu beberapa dari mereka merindukannya dan kembali, tapi beberapa menjadi lawan sengit,” balasnya.

Sementara itu, analis nonpartisan memperingatkan bahwa RUU belanja yang menjadi pokok pertikaian antara Trump dan Musk ini dapat menambah utang negara hingga lima triliun dolar. Musk sendiri mengaku mendukung rencana pemangkasan insentif kendaraan listrik, selama Trump mau membersihkan RUU tersebut dari “segunung kotoran menjijikkan’ berupa pengeluaran yang berlebihan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Musk menjadi salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam politik Partai Republik, sekaligus menjadi penghubung antara Trump dan para donatur kaya Silicon Valley. Namun kini, fokus Musk yang semakin kuat pada isu-isu politik memicu kekhawatiran di kalangan investor Tesla, yang khawatir bahwa perhatian Musk akan terbagi. (kae)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *