Sudutkota.id- Di tengah banjir Jombang yang melanda wilayah utara Brantas, sebuah pasangan tetap melangsungkan akad nikah meski lokasi acara terendam air setinggi 30 sentimeter.
Momen unik ini terjadi di Dusun Pagerongkal, Desa Pagertanjung, Kecamatan Ploso, Rabu (19/11) pagi, kemarin.
Genangan banjir yang merendam puluhan rumah warga tidak menyurutkan rencana pernikahan Halimah dan Suwarno.
Sebuah tenda pernikahan tetap berdiri di tengah banjir Ploso Jombang, lengkap dengan dentuman sound system dan aktivitas warga yang sibuk membersihkan barang-barang rumah mereka.
Sarini (62), ibu pengantin perempuan, mengatakan banjir datang mendadak sejak pukul 03.00 setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
“Ini yang tertinggi, biasanya tidak sampai setinggi ini,” ujarnya, Kamis (20/11/2025).
Rumah Sarini berada tepat di bibir anak Sungai Marmoyo yang pagi itu meluap bersamaan dengan sungai kecil lainnya. Meski kondisi lingkungan tidak memungkinkan, prosesi akad tetap harus dilaksanakan karena tanggal pernikahan sudah ditetapkan jauh hari.
Para tamu dan keluarga tetap hadir meski harus berjalan kaki di tengah genangan banjir 30 sentimeter. Seluruh pelayan tamu bahkan terpaksa bertelanjang kaki agar bisa bergerak di lokasi.
Untuk menuju tempat akad, pengantin perempuan harus dibopong keluarga.
“Iya kemarin harus digendong memang, karena airnya selutut, pas acara,” kata Sarini.
Banjir yang melanda Jombang juga sempat mengganggu prosesi temu manten. Agenda yang seharusnya digelar pukul 08.00 itu terpaksa diundur dua kali karena ketinggian air belum surut.
“Prosesi baru bisa berlangsung pada pukul 12.00,” Tutut.
Meski diliputi keterbatasan dan kondisi darurat banjir, seluruh rangkaian acara berjalan lancar. Kedua mempelai tetap dipertemukan dan digendong menuju pelaminan, sementara para tamu rela berbasah-basahan untuk memberikan restu.
“Akhirnya ya tetap berjalan, alhamdulillah lancar,” tutur Sarini.




















