Daerah

Perkuat Standar Keamanan, Pekerja Dapur MBG Jalani Sertifikasi HACCP

46
×

Perkuat Standar Keamanan, Pekerja Dapur MBG Jalani Sertifikasi HACCP

Share this article
Perkuat Standar Keamanan, Pekerja Dapur MBG Jalani Sertifikasi HACCP
Sertifikat HACCP para pekerja dapur SPPG.(foto:sudutkota.id/rsw)

Sudutkota.id – Untuk memastikan hidangan program Makan Bergizi Gratis (MBG) aman, sehat dan lezat bagi para pelajar penerima manfaat, puluhan pekerja Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG mengikuti pelatihan sekaligus sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) atau Analisis Bahaya dan Titik Kendali Kritis, Senin (13/10/2025), di Pondok Jatim Park, Kota Batu.

Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam menjamin keamanan dan mutu pangan yang diolah di dapur MBG. Dalam pelatihan tersebut, para peserta dibekali kemampuan mengenali potensi bahaya yang mungkin muncul selama proses produksi makanan mulai dari pengolahan bahan baku hingga tahap penyajian.

Tercatat ada empat yayasan yang menaungi 25 SPPG di Jawa Timur, yakni Yayasan Sabilul Khoir Al-Asy’ari, Malang Gemilang Abadi, Alif Berkah Abadi dan Sabilul Khoir. Mereka terlibat aktif dalam upaya peningkatan kualitas dapur MBG.

Tujuan utama pelatihan ini adalah memperkuat kapasitas tenaga dapur agar memahami pentingnya kebersihan, sanitasi, serta penerapan prosedur yang tepat. Dengan begitu, makanan yang disajikan kepada pelajar dapat terjamin kebersihannya, bebas kontaminasi, dan aman untuk dikonsumsi.

Selain sertifikasi, peserta juga mendapat pembekalan tentang keseragaman prinsip pelayanan makanan. Penerapan sistem HACCP menjadi pedoman utama dalam mengidentifikasi dan mengontrol titik-titik kritis yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi keamanan pangan.

Pendamping SPPG Batu, Bewisang, menuturkan bahwa pengawasan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari penerapan Standard Operating Procedure (SOP) dapur hingga proses distribusi dan penyajian.

“SOP ini sangat penting karena risiko di lapangan cukup tinggi. Makanan tidak boleh disajikan lebih dari empat jam setelah disiapkan karena bisa menurunkan kualitas dan menimbulkan risiko keracunan. Maka dari itu, manajemen waktu dan sanitasi menjadi hal utama,” jelasnya.

Wisang menambahkan, dapur MBG di bawah pendampingannya melibatkan 47 pekerja yang terdiri dari koki, petugas gudang, admin, pengantar, hingga bagian kebersihan. Seluruh pekerja diwajibkan mematuhi standar sesuai keahlian masing-masing agar kualitas makanan tetap terjaga.

Ia juga menegaskan pentingnya penerapan three bucket system atau sistem tiga tahap pencucian, pembilasan, dan sanitasi yang mengacu pada standar internasional.

“Peralatan makan, terutama ompreng, harus benar-benar bersih dan tidak berbau. Itu hal mendasar agar makanan tetap higienis dan penerima manfaat merasa nyaman,” ujarnya.

Sementara itu, Pendamping SPPG Indonesia, Herman Larante, mengapresiasi pelaksanaan sertifikasi HACCP bagi dapur MBG. Ia menyebut, pelatihan ini menghadirkan ahli dari dunia kuliner, hotel, dan restoran, yang membuat pelaksanaan lebih komprehensif.

“Pelatihan ini menyatukan visi dan standar pelayanan dapur MBG di seluruh wilayah. Dapur yang pekerjanya sudah mengikuti pelatihan tentu lebih siap menghadapi tantangan di lapangan,” katanya.

Herman menilai pelatihan ini merupakan terobosan penting yang perlu diterapkan di seluruh dapur MBG. Dengan sistem kerja terorganisasi dan pembagian tugas yang jelas, potensi kesalahan dan penurunan kualitas makanan dapat diminimalkan.

“Konsistensi adalah kunci. Makanan bergizi harus aman dikonsumsi. Karena itu, pelatihan seperti ini bukan formalitas, melainkan investasi besar bagi kesehatan ribuan pelajar penerima manfaat,” tukasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *