Sudutkota.id– Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Malang resmi mengukuhkan jajaran pengurus baru periode 2025–2030 dalam acara yang digelar di Pendopo Kabupaten Malang, Selasa (15/07/2025).
Acara ini dihadiri lebih dari 100 peserta dari unsur pemerintah, tokoh agama, hingga aparat keamanan. Dialog lintas agama bertema ‘Penguatan Wawasan Kebangsaan dan Kerukunan Umat Beragama’ turut menjadi bagian utama dari kegiatan tersebut.
Kapolsek Kepanjen, AKP Subijanto, S.H., mengapresiasi sinergi yang terbangun antarumat beragama di Kabupaten Malang. Ia menyebut bahwa forum semacam ini penting sebagai langkah konkret menjaga suasana yang aman dan kondusif.
“Kegiatan ini sangat penting sebagai penguat sinergi antartokoh agama dalam menciptakan suasana yang damai dan kondusif,” ujarnya.
AKP Subijanto juga menyoroti pentingnya komitmen bersama sebagai pondasi kerukunan. Menurutnya, kolaborasi antarumat beragama harus terus diperkuat demi mencegah konflik sosial.
“Kunci kerukunan adalah komitmen bersama. Tanpa itu, potensi konflik bisa muncul kapan saja,” tegasnya.
Kapolsek Kepanjen menegaskan bahwa kehadiran pihak kepolisian dalam forum seperti ini bukan semata seremonial, tetapi merupakan bentuk dukungan terhadap upaya preventif menjaga stabilitas wilayah.
“Kami siap bekerja sama dengan FKUB, tokoh agama, dan seluruh lapisan masyarakat untuk menciptakan situasi Kamtibmas yang aman dan harmonis,” tutupnya.
Acara pengukuhan dilakukan langsung oleh Bupati Malang, Drs. H. M. Sanusi, M.M., dan turut dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, termasuk Kasdim 0818, Kepala Bakesbangpol, Ketua MUI, serta Muspika Kepanjen.
Sebelumnya, Bupati Malang, H.M. Sanusi dalam sambutannya mengajak semua pihak menjadikan Pancasila sebagai panduan utama dalam kehidupan berbangsa.
“Kerukunan adalah modal utama menjaga keutuhan bangsa. Mari kita pegang teguh Pancasila dalam setiap aspek kehidupan,” kata Bupati Sanusi.
Ketua FKUB terpilih, KH. Sholeh Arifin juga menyampaikan komitmen pihaknya untuk terus menjadi mediator dalam menyelesaikan isu-isu sensitif yang berkaitan dengan agama. Ia menyinggung beberapa kasus yang berhasil diselesaikan secara damai.
“Kami berhasil memediasi polemik rumah ibadah di Kalisongo dan meredam keresahan warga di Codo, Wajak. Itu bentuk nyata peran FKUB di lapangan,” pungkasnya.
Kegiatan tersebut ditutup dengan doa lintas agama, penyerahan cenderamata kepada Bupati Malang, serta sesi foto bersama. Dialog yang dimoderatori Kepala Bakesbangpol menjadi penanda kuatnya komitmen lintas iman dalam menjaga kerukunan di Kabupaten Malang. (ris)