Nama Wahyu Hidayat Disebut Sosok Inspiratif di Buku Modul SD di Kota Malang, Pemerhati: Hasrat Politik Kebablasan

0
Buku modul pendamping untuk kelas 6 Sekolah Dasar (SD) di Kota Malang dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang. (Istimewa)
Advertisement

Sudutkota.id – Nama Wahyu Hidayat, tertulis di buku modul pendamping Sekolah Dasar (SD) di Kota Malang yang tersebar di sekolah dasar di wilayah Kecamatan Kedungkandang. Di dalam buku yang diketahui dialokasikan dari Dana Bos Daerah (BOSDA) Kota Malang tahun anggaran 2024 itu, terdapat materi perkenalkan diri dari Calon Wali Kota atas nama Wahyu Hidayat dan telah dijadikan kegiatan literasi dengan topik ‘Pemimpin Inspiratif Kota Malang’.

Untuk diketahui, Wahyu Hidayat saat ini menjadi salah satu kontestan di Pilkada Kota Malang yang bakal dilakukan pemungutan suara pada 27 November 2024 mendatang.

Wahyu menjadi Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang dengan nomor urut 1. Dia berpasangan dengan Ali Muthohirin yang menjadi calon wakilnya.

Munculnya nama Wahyu yang menyasar dunia pendidikan, apalagi pendidikan sekolah dasar yakni kelas 6 SD, dinilai menunjukkan hasrat politik yang kebablasan.

Pasalnya, Wahyu menjabat di Kota Malang, yakni sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Malang hanya 11 bulan atau sejak 24 September 2023 hingga 10 Agustus 2024.

Aktivis sekaligus Pemerhati Tata Kelola Pemerintahan, Eryk Armando Talla mengatakan, munculnya nama Wahyu Hidayat yang menyasar di dunia pendidikan tersebut, menggambarkan hasrat politik yang kebablasan.

“Hasrat politik Wahyu ini sudah terbaca sejak dia menjabat sebagai pejabat struktural di Pemerintah Kabupaten Malang,” ungkapnya, Minggu (17/11/2024).

Dia menduga, dengan Wahyu menjabat sebagai Pj Wali Kota Malang adalah bagian dari pencitraan untuk memuluskan hasrat politiknya melalui jalur pemerintahan. Sehingga, cara apapun yang bisa dilakukan melalui jalur itu akan mudah dilakukan oleh Wahyu.

“Seperti jargon ‘Pak Mbois’, itu kan terus digaungkan sejak dia duduk di kursi Pj Wali Kota Malang. Itu bukan kebetulan, tapi sudah tersetting jauh-jauh hari. Dan itu tentunya menggunakan APBD. Secara tidak langsung, itu menjadi bagian dari kampanye politik dia,” sebutnya.

Eryk juga menyayangkan munculnya Wahyu di Modul sekolah dasar. Pasalnya, saat ini Wahyu mencalonkan diri sebagai Calon Wali Kota Malang.

Selain itu, menurut Eryk, soal sosok yang inspiratif, di Kota Malang ini adalah gudangnya. Karena, Kota Malang ini adalah kota pendidikan.

“Di Kota Malang ini banyak kampus besar-besar dan kampus bagus-bagus. Ada UB, ada UM, ada UIN, ada UMM, Ada Unisma dan masih banyak lagi. Dengan umur Kota Malang sudah lebih dari 100 tahun, tentunya banyak tokoh yang lebih kualitatif dibandingkan Wahyu Hidayat,” tandasnya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Swarjana, saat dikonfirmasi media ini melalui WhatApp mengatakan, modul tersebut disusun pada bulan Maret, sebelum pembelajaran semester ganjil dimulai.

“Buku itu disusun pada bulan Februari – Maret, di dalam topik itu kan boleh tokoh siapapun, kita kan juga nggak tahu. Kan ada sekian topik, kalau beliaunya mau mencalonkan kan kita juga nggak tahu,” katanya.

Swarjana mengakui, seluruh buku pendamping dianggarkan dari BOSDA dan BOSNAS.

“Memang, semua buku pendamping itu dianggarkan dari BOSDA dan BOSNAS. Tapi kami tidak ada tendensius,” tandasnya. (Red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here