Internasional

Menembus Benua dengan Kuda, Kisah Tiga Muslim Spanyol Pergi Haji ke Mekkah

117
×

Menembus Benua dengan Kuda, Kisah Tiga Muslim Spanyol Pergi Haji ke Mekkah

Share this article
Tiga Muslim asal Spanyol menempuh perjalanan panjang dari Spanyol menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dengan menunggang kuda, menelusuri kembali jalur kuno yang jarang dilalui selama berabad-abad. Abdelkader Harkassi Aidi, Tarek Rodriguez, dan Abdallah Rafael Hernandez Mancha memulai perjalanan mereka pada Oktober tahun lalu.
Para jamaah haji, termasuk tiga orang dari Spanyol, berpose dengan kuda mereka saat berada di luar pasar Souq al-Hamidiyah, di Damaskus, Suriah pada 21 April 2025. (foto: AP News/Omar Albam)

Sudutkota.id– Tiga Muslim asal Spanyol menempuh perjalanan panjang dari Spanyol menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dengan menunggang kuda, menelusuri kembali jalur kuno yang jarang dilalui selama berabad-abad. Abdelkader Harkassi Aidi, Tarek Rodriguez, dan Abdallah Rafael Hernandez Mancha memulai perjalanan mereka pada Oktober tahun lalu.

Mereka melintasi sejumlah negara di Eropa dan Timur Tengah, termasuk Prancis, Italia, Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Bulgaria, Turki, Suriah, dan Yordania, sebelum tiba di Arab Saudi pada Mei.

Sesampainya di Mekkah, ketiganya mengaku merasakan momen emosional yang mendalam, mengingat bahwa jalur ini terakhir kali digunakan pada 1491. Harkassi menjelaskan bahwa perjalanan mereka menempuh sekitar 8.000 kilometer, yang akhirnya membawa mereka ke Kakbah di Masjidil Haram.

Baca Juga :  Jepang Dilanda Dua Gempa Bumi Dahsyat

“Kami telah melintasi begitu banyak kilometer untuk berada di sana dan Allah telah menjawab keinginan kami,” terangnya saat berada di Arafah, seperti dikutip dari AP News pada Sabtu (07/06).

“Kami berada di depan Kakbah dan memiliki kesempatan untuk menyentuhnya. Jadi, 8.000 kilometer itu menjadi tidak ada apa-apanya,” sambungnya.

Selama perjalanan berbulan-bulan tersebut, mereka menemukan berbagai pemandangan alam dan situs bersejarah, seperti Benteng Aleppo dan Masjid Umayyah di Suriah. Mereka juga menyusuri jalur rel kereta tua peninggalan Kekaisaran Ottoman yang pernah menghubungkan Istanbul dengan Arab Saudi.

Tak hanya sampai di situ, perjalanan mereka juga diwarnai berbagai tantangan, termasuk kehilangan kuda-kuda mereka di Bosnia yang akhirnya ditemukan kembali di zona ranjau darat. Meski pada akhirnya kuda-kuda itu berhasil keluar tanpa cedera, proses penyelamatan tidak dapat dilakukan karena risiko ledakan.

Baca Juga :  Sembilan Orang Tewas dalam Serangan Militan di Pemilu Pakistan

Menurut Harkassi, pengalaman berinteraksi dengan banyak orang selama perjalanan menjadi hal yang paling berkesan. Unsur kemanusiaan dalam perjalanan itu adalah yang paling berharga bagi timnya.

“Ketika kami kehabisan bekal, orang-orang membantu kami. Mereka memberi makanan, uang, dan bahkan membantu memperbaiki kendaraan kami yang rusak. Orang-orang benar-benar luar biasa. Saya pikir ini menjadi pengingat akan semangat persatuan umat Islam,” pungkasnya. (kae)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *