Memasuki Musim Kemarau, Fenomena Bediding Kembali Muncul di Wilayah Malang, Ini Penjelasan BMKG

0
Ilustrasi orang kedinginan. (foto: istock/Andrii Iemelyanenko)
Advertisement

Sudutkota.id- Saat ini sebagian besar wilayah di Jawa Timur termasuk wilayah Malang dan sekitarnya telah memasuki musim kemarau.

Secara umum, kondisi cuacanya bersifat panas dan kering pada siang hari, serta bersifat dingin pada malam hari hingga pagi hari. Istilah dalam bahasa Jawa kondisi seperti ini adalah bediding atau bedhidhing

Menurut BMKG, fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau yaitu pada Bulan Juli – September. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur, yang berasal dari Benua Australia.

Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal, mengatakan pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.

Angin monsun Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin.

“Sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa, Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara terasa juga lebih dingin,” ungkapnya.

Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari. Sebab, tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun, bahkan hal ini pula yang nanti dapat menyebabkan beberapa tempat seperti di Dieng dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya, berpotensi terjadi embun es (embun upas) yang dikira salju oleh sebagian orang.

BMKG juga menghimbau masyarakat dapat menghadapi fenomena bediding dengan lebih baik dan tetap menjaga kesehatan di tengah kondisi cuaca yang ekstrem, dan terus memantau perkembangan cuaca untuk tetap waspada serta mengikuti informasi terbaru terkait kondisi cuaca dari sumber resmi BMKG. (Ka)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here