Sudutkota.id– Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengeluarkan pernyataan tegas terkait proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh).
Dalam podcast Terus Terang yang tayang di kanal YouTube Mahfud MD Official, ia menyebut bahwa skema pendanaan proyek tersebut berpotensi mengancam kedaulatan ekonomi Indonesia di masa depan.
Mahfud menyoroti bahwa proyek yang diklaim sebagai kerja sama business to business (B to B) antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia dan Tiongkok itu kini justru menimbulkan beban utang yang terus membengkak.
“Dari segi hukum, Whoosh ini bisa mengancam masa depan kedaulatan kita, bangsa kita, dan rakyat kita,” ujar Mahfud dalam pernyataannya yang dikutip Kamis (16/10/2025).
Ia mengungkapkan, bunga utang proyek tersebut mencapai sekitar Rp2 triliun per tahun. Sementara, pendapatan dari penjualan tiket hanya mampu menghasilkan sekitar Rp1,5 triliun per tahun.
“Artinya, setiap tahun negara harus nombok. Hutangnya terus berbunga,” tegasnya.
Mahfud juga memperingatkan potensi bahaya apabila Indonesia gagal membayar kewajiban tersebut. Menurutnya, situasi seperti itu dapat membuka peluang bagi pihak asing untuk menuntut kompensasi yang bisa berimplikasi pada aset strategis negara.
“Kalau gagal bayar, pasti ada kompensasi. Tidak mungkin mereka ambil barang di tengah kota. Bisa saja yang diminta wilayah strategis seperti Natuna Utara. Hal seperti ini pernah terjadi di Sri Lanka, di mana pelabuhannya diambil alih oleh China karena gagal membayar utang,” jelas Mahfud.
Sekedar informasi, bahwa proyek kereta cepat Whoosh yang diresmikan pada 2023 lalu di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, semula digadang sebagai simbol kemajuan transportasi modern Indonesia.