Sudutkota.id- Para mahasiswa yang berunjuk rasa di Bangladesh telah melakukan pawai ke ibu kota Dhaka pada hari Senin (5/8) yang menentang jam malam nasional dan menekan Perdana Menteri Sheikh Hasina agar mengundurkan diri, sehari setelah bentrokan mematikan di negara Asia Selatan itu yang menewaskan hampir 100 orang.
Bangladesh dilanda protes dan kekerasan yang dimulai bulan lalu setelah kelompok mahasiswa menuntut pencabutan sistem kuota kontroversial dalam jabatan pemerintahan. Hal itu meningkat menjadi kampanye untuk menggulingkan Hasina, yang memenangkan masa jabatan keempat berturut-turut pada bulan Januari dalam pemilihan yang diboikot oleh oposisi.
Setidaknya 91 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka pada hari Minggu (4/8) dalam gelombang kekerasan di negara berpenduduk 170 juta orang itu saat polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan puluhan ribu pengunjuk rasa. Mulai Minggu malam, jam malam di seluruh negeri telah diberlakukan, kereta api telah menghentikan layanan dan industri garmen besar di negara itu telah ditutup.
Jumlah korban tewas pada hari Minggu, yang mencakup sedikitnya 13 polisi, merupakan yang tertinggi dalam satu hari dari semua aksi protes dalam sejarah terkini Bangladesh, melampaui 67 kematian yang dilaporkan pada tanggal 19 Juli ketika mahasiswa turun ke jalan menentang kuota.
Pemerintah mengumumkan jam malam nasional tanpa batas waktu yang dimulai pukul 6 sore waktu setempat pada hari Minggu dan juga mengumumkan hari libur umum tiga hari yang dimulai pada hari Senin.
“Pemerintah telah membunuh banyak pelajar. Waktunya telah tiba untuk jawaban terakhir. Semua orang akan datang ke Dhaka, terutama dari distrik-distrik sekitar. Datanglah ke Dhaka dan ambil posisi di jalan,” tulis koordinator protes Asif Mahmud dalam sebuah pernyataan di Facebook pada Minggu malam, seperti dilaporkan oleh Reuters.
Salah satu petinggi tentara Bangladesh menghimbau semua orang untuk mematuhi aturan jam malam.
“Tentara Bangladesh akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan konstitusi Bangladesh dan hukum yang berlaku di negara tersebut,” katanya dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam.
“Sehubungan dengan itu, masyarakat diminta untuk mematuhi jam malam dan memberikan kerja sama penuh untuk mencapai tujuan tersebut,” katanya, seraya menambahkan bahwa jam malam diberlakukan untuk menjamin keamanan jiwa, harta benda, dan tempat-tempat penting negara.
Selama akhir pekan, telah terjadi serangan, vandalisme, dan pembakaran yang menargetkan gedung-gedung pemerintah, kantor partai Liga Awami yang berkuasa, kantor polisi, dan rumah-rumah perwakilan rakyat. Kekerasan dilaporkan terjadi di 39 dari 64 distrik di negara itu. (Ka)