Sudutkota.id – Posko persiapan aksi 3 September yang digagas aktivis Cak Sholeh mendapat serangan dari orang tidak dikenal (OTK). Puluhan orang tiba-tiba mendatangi lokasi, merobohkan tenda, dan mengangkut sejumlah logistik serta barang berharga yang ada di posko, Senin (25/8/9/2025).
Berdasarkan keterangan, pelaku yang berjumlah belasan hingga puluhan itu tidak hanya merusak, tetapi juga membawa kabur 50 kardus air mineral, sejumlah roti dan snack, hingga sebuah kotak donasi berisi uang sekitar Rp5 juta.
“Mereka datang subuh-subuh saat yang jaga cuma dua orang. Tenda dirobohkan, logistik dibawa, kotak donasi juga diambil. Kejadian ini sungguh memalukan, sungguh memilukan,” kata Cak Sholeh dalam keterangannya.
Meski demikian, ia menegaskan insiden ini tidak akan membuat semangat mereka surut untuk tetap menggelar aksi pada 3 September mendatang. Menurutnya, aksi tersebut merupakan bentuk suara masyarakat Jawa Timur terhadap tiga isu penting yang belum dituntaskan pemerintah provinsi.
Cak Sholeh menjelaskan, tuntutan pertama adalah soal pengampunan pajak yang menurutnya penting untuk meringankan beban masyarakat pasca pandemi. Ia membandingkan kebijakan di provinsi lain yang dinilai lebih berpihak kepada rakyat.
“Kalau Jawa Barat bisa, Jawa Tengah bisa, Banten bisa, kenapa Jawa Timur tidak bisa? Pemimpin seharusnya meringankan, bukan menyusahkan masyarakat,” ujarnya.
Tuntutan kedua adalah penanganan kasus dugaan korupsi bernilai triliunan rupiah di Jawa Timur. Ia menilai publik tidak boleh diam ketika uang rakyat digarong, sementara pemerintah provinsi seolah menutup mata.
Sedangkan tuntutan ketiga menyangkut pungutan liar (pungli) di sekolah negeri, yang hingga kini masih dikeluhkan masyarakat. Cak Sholeh menegaskan, praktik seperti penahanan ijazah karena siswa belum membayar sejumlah biaya merupakan bentuk nyata pungli yang harus segera dihapus.
“Kalau Kepala Dinas Pendidikan bilang tidak ada pungli, itu omong kosong. Baru sebulan lalu masih ada anak ditahan ijazahnya karena belum bisa bayar Rp250 ribu. Itu jelas pungli,” ungkapnya.
Serangan ke posko tidak membuat nyali para aktivis ciut. Cak Sholeh memastikan aksi 3 September akan tetap berlangsung secara damai, tanpa perusuhan. Ia bahkan mengajak masyarakat di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur untuk membuka ruang donasi sebagai bentuk solidaritas.
“Kami tidak gentar. Aksi ini adalah aksi damai. Tidak ada perusuhan. Yang kami minta sederhana: gubernur dengarkan suara rakyat. Kalau tiga tuntutan ini dikabulkan, tidak ada lagi demo-demo,” pungkasnya. (mit/san)