Sudutkota.id – Malang belum sepenuhnya pulih dari luka akibat gelombang aksi massa anarkis yang merusak sedikitnya 6 pos polisi dan fasilitas di Mapolresta Malang Kota pada pekan lalu. Sebagai langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, Sabtu (13/9/2025), jajaran Polresta Malang Kota menggelar Simulasi Sistem Pengamanan Markas Komando (Sispam Mako) dalam skala besar.
Latihan ini dipimpin langsung Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Nanang Haryono SH, SIK, MSi, didampingi Wakapolresta AKBP Oskar Syamsuddin. Sekitar 500 personel lintas fungsi dikerahkan. Sejumlah kendaraan taktis, tim Dalmas, hingga sniper juga disiagakan untuk mengamankan titik-titik vital.
Dalam simulasi, ribuan massa digambarkan melakukan unjuk rasa di depan Mapolresta. Situasi yang awalnya kondusif berubah memanas ketika massa mulai melempari batu, membakar ban, hingga mencoba menerobos masuk ke area markas.
Kondisi itu mengingatkan pada kejadian nyata yang baru saja dialami Malang, ketika aksi protes berubah menjadi kerusuhan dan berakhir dengan perusakan sarana kepolisian.
Menghadapi potensi ancaman, Polresta Malang Kota menurunkan kendaraan pengurai massa (PCU), PSR rantis, tim pemadam cepat, serta sniper yang ditempatkan di titik strategis. Dalmas pun mendapat pelatihan untuk memadamkan api sebelum menjalar ke area vital, termasuk ruang pelayanan publik.
“Latihan ini bukan sekadar formalitas, melainkan uji kesiapan menghadapi kondisi terburuk. Kami ingin seluruh anggota memahami prosedur tetap, mulai dari pencegahan, negosiasi, hingga penindakan,” tegas Kombes Nanang.
Skenario simulasi juga menekankan upaya pencegahan. Tahap awal dimulai dari negosiasi dengan perwakilan massa, pemantauan situasi menggunakan MCC dan CCTV, hingga komunikasi persuasif yang mengedepankan pendekatan humanis.
Namun, ketika massa semakin beringas dan melakukan serangan, skenario dilanjutkan dengan simulasi benturan fisik, pelemparan bom molotov, hingga upaya penyerangan markas. Dalam kondisi itu, personel dilatih mengambil langkah tegas dan terukur.
“Semua tindakan kami dasarkan pada undang-undang. Bila ada pihak yang tetap anarkis dan merusak fasilitas, tentu akan ditindak secara proporsional,” kata Kapolresta.
Polresta Malang Kota juga menyadari bahwa keamanan tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan aparat. Melalui program Warga Jaga Warga, Warga Jaga Kota, dan Warga Jaga Sesama, kepolisian menggandeng tokoh agama, pemuda, dan elemen masyarakat agar ikut mencegah provokasi serta penyebaran isu menyesatkan.
“Kami mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu di media sosial atau grup komunikasi yang tidak jelas sumbernya. Orang tua juga kami minta mengawasi anak-anaknya agar tidak ikut terlibat dalam aksi yang justru merugikan semua pihak,” imbuh Kombes Nanang.
Latihan Sispam Mako ini menjadi bukti bahwa Polresta Malang Kota tidak ingin kecolongan lagi. Setelah pengalaman pahit kerusuhan yang merusak belasan pos polisi dan markas komando, kepolisian memastikan seluruh personel siap menghadapi segala bentuk ancaman, dari demonstrasi damai hingga aksi massa yang berpotensi ricuh.




















