Daerah

Kota Malang Gencarkan Edukasi PHBS dan Gizi Balita untuk Dukung Indonesia Bebas Kecacingan 2030

47
×

Kota Malang Gencarkan Edukasi PHBS dan Gizi Balita untuk Dukung Indonesia Bebas Kecacingan 2030

Share this article
Kota Malang Gencarkan Edukasi PHBS dan Gizi Balita untuk Dukung Indonesia Bebas Kecacingan 2030
Kepala Dinkes Kota Malang, dr. Husnul Muarif.(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Meski belum ditemukan kasus kecacingan di wilayahnya, Pemerintah Kota Malang tetap mengambil langkah proaktif untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut. Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), berbagai program pencegahan dijalankan secara konsisten sebagai bagian dari dukungan terhadap target nasional Indonesia bebas kecacingan pada 2030.

Kepala Dinkes Kota Malang, dr. Husnul Muarif, menegaskan bahwa upaya pencegahan dilakukan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Kecacingan. Langkah yang ditempuh meliputi pemberian obat pencegahan massal (OPM), edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), surveilans aktif, hingga intervensi gizi untuk balita.

“Di Kota Malang, program rutin yang kami jalankan adalah pemberian obat pencegahan massal dua kali setahun. Sasarannya anak usia 12–24 bulan, PAUD, TK, hingga anak sekolah dasar. Tujuannya agar mereka terlindungi sejak dini dari risiko kecacingan,” ujar dr. Husnul, Kamis (21/8/2025).

Pelaksanaan OPM terakhir dilakukan pada Mei 2025 dengan capaian sasaran 100 persen. Program serupa akan kembali digelar pada November mendatang. Menurut dr. Husnul, konsistensi adalah kunci menjaga Kota Malang tetap bebas dari penularan.

“Alhamdulillah, sampai sekarang belum ada laporan kasus kecacingan. Tapi kita tidak boleh lengah,” tegasnya.

Selain pemberian obat, edukasi PHBS juga menjadi fokus utama. Kegiatan edukasi dilakukan melalui Posyandu, penyuluhan langsung oleh petugas Puskesmas, serta pemanfaatan media elektronik di ruang-ruang tunggu fasilitas kesehatan. Menurutnya, kesadaran masyarakat memegang peranan penting dalam keberhasilan program ini.

“Perilaku masyarakat sangat menentukan. Sekalipun belum ada kasus, kalau kebersihan tidak dijaga, potensi penularan tetap ada. Karena itu, promosi kesehatan harus terus digencarkan,” ungkap dr. Husnul.

Dinkes Kota Malang juga menyertakan program pemberian makanan tambahan bergizi bagi balita, sebagai upaya memperkuat daya tahan tubuh anak terhadap infeksi. Program ini dikombinasikan dengan kegiatan pemulihan kesehatan di Posyandu, sehingga memberikan manfaat ganda bagi masyarakat.

Selain itu, petugas kesehatan melakukan surveilans aktif secara berkala untuk memantau kondisi kesehatan balita dan perilaku masyarakat. Jika ditemukan indikasi gejala kecacingan, penanganan medis segera diberikan melalui rujukan ke fasilitas kesehatan.

Upaya yang dilakukan Kota Malang sejalan dengan data nasional. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan RI, prevalensi kecacingan di Indonesia pada 2019 masih berada di angka sekitar 20 persen. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah padat penduduk dengan sanitasi buruk, seperti di beberapa wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Jawa Timur.

Kecacingan sendiri bukanlah penyakit ringan. Pada anak-anak, infeksi cacing bisa menyebabkan kekurangan gizi, anemia, gangguan tumbuh kembang, hingga penurunan konsentrasi belajar. Oleh karena itu, intervensi dini menjadi langkah krusial dalam menjaga kualitas hidup anak.

“Kalau anak terkena kecacingan, bisa berdampak pada berat badan, stamina, hingga kemampuan belajar mereka. Maka program ini harus terus dijalankan, meskipun Kota Malang belum ada kasus,” terang dr. Husnul.

Dengan berbagai program pencegahan yang dijalankan secara konsisten, Pemerintah Kota Malang berharap bisa menjadi percontohan nasional dalam menekan prevalensi kecacingan hingga nol.

“Harapan kami, masyarakat terus mendukung dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat, baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan. Dengan begitu, target Indonesia bebas kecacingan 2030 bukan hal yang mustahil,” pungkasnya.(mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *