Sudutkota.id- Kinerja Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dinilai Calon Presiden (Capres) nomer urut tiga, Ganjar Pranowo dinilai 5 dari angka 10 saat debat ketiga Pilpres 2024 yang digelar oleh KPU, dengan tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).
Penilaian itu diutarakan Ganjar, setelah mendapat pertanyaan dari Anies Baswedan yang merupakan Capres nomer urut satu terkait skor berapa yang akan diberikan terhadap kinerja Kemenhan hingga saat ini. Yang mana, Ganjar juga pernah memberikan skor 5 terhadap penegakan hukum di kepemimpinan Presiden Jokowi.
“Skornya lima Juga. Saya punya datanya dan kemudian saya sampaikan. Maka di meja saya sudah saya siapkan, data satu per satu. Namun demikian mas Anis. Tentu saja, saya juga ingin sampaikan dengan apa yang tadi saya utarakan. Ketika kita ingin membangun pertahanan. Maka dalam perencanaan kita tidak boleh gonta ganti. Kita mesti ajeg dan konsisten. Kita harus benar-benar mendengarkan betul-betul dari seluruh matra pada seluruh proses perencanaannya, harus bottom-up,” ungkap Ganjar.
Selanjutnya, Calon presiden (Capres) nomor urut satu, Anies Baswedan memberikan angka rendah untuk kinerja Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di bawah kepemimpinan Capres nomor urut dua, Prabowo Subianto.
Ia menyampaikan, kinerja Kemenhan tak optimal karena banyak kebijakan yang dianggapnya belum memihak pada prajurit TNI, misanya pemberian tunjangan dan pembelian alutsista bekas.
“Kalau menurut saya, skornya justru di bawah lima, Mas Ganjar, kalau lima itu ketinggian,” ucap Anies.
Kemudian, Ganjar meminta Anies untuk memberikan ketegasan, berapa nilai untuk kinerja Kemenhan.
“Mas Anies enggak usah takut, disebut saja angkanya berapa gitu loh. Kayak saya gitu loh, jangan di bawah lima, sebut saja berapa?” tanya Ganjar.
Berikutnya, Anies membeberkan, bahwa kesejahteraan prajurit TNI lebih baik di era kepemimpinan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketimbang kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Sebab, saat itu kenaikan gaji prajurit TNI terjadi sembilan kali.
“Sebelas Mas, dari seratus,” jawaban singkat Anies. (Red)