Sudutkota.id- Puluhan ribu warga Iran berkumpul di jalan-jalan Teheran pada Rabu (22/05) untuk mengikuti prosesi pemakaman presiden Ebrahim Raisi dan rombongan, yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/05).
Di pusat kota, orang-orang yang memegang foto Raisi berkumpul di dalam dan sekitar Universitas Teheran, tempat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dijadwalkan memimpin doa untuk Raisi dan rekan-rekannya, termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian.
Spanduk-spanduk besar berkibar memuji mendiang presiden Raisi (63), yang sebelumnya diperkirakan akan menggantikan Khamenei sebagai pemimpin tertinggi sebagai “martir pelayanan,” sementara spanduk-spanduk lain mengucapkan “selamat tinggal kepada pelayan masyarakat yang kurang beruntung.”
Prosesi pemakaman Raisi yang akan dihadiri oleh pejabat asing, direncanakan berangkat dari universitas dan menuju ke Lapangan Enghelab yang luas di pusat kota.
Upacara pemakaman mendiang presiden dan rombongan dimulai pada hari Selasa (21/05) dengan puluhan ribu pelayat berpakaian hitam hadir di kota Tabriz dan pusat ulama Syiah di Qom.
Dari Teheran, jenazah akan dipindahkan ke provinsi Khorasan Selatan sebelum dipindahkan ke kota asal Raisi, Mashhad di timur laut, di mana ia akan dimakamkan pada Kamis malam setelah upacara pemakaman di kuil Imam Reza.
Khamenei, yang memegang kekuasaan tertinggi di Iran, telah menyatakan lima hari berkabung nasional dan menunjuk Wakil Presiden Mohammad Mokhber, 68 tahun, sebagai presiden sementara hingga pemilihan pengganti Raisi pada 28 Juni.
Perunding nuklir utama Iran, Ali Bagheri, yang juga merupakan wakil Amir-Abdollahian, ditunjuk sebagai penjabat menteri luar negeri.
Sementara itu, Kepala staf angkatan bersenjata Mohammad Bagheri telah memerintahkan penyelidikan atas penyebab jatuhnya helikopter tersebut.
Sebelumnya, helikopter Raisi jatuh pada hari Minggu (19/05) di lereng gunung yang diselimuti kabut di Iran utara dalam perjalanan ke kota Tabriz setelah kelompok tersebut menghadiri peresmian proyek bendungan di perbatasan dengan Azerbaijan.
Namun Pada Senin pagi (20/05) televisi pemerintah mengumumkan kematian Raisi dan rombongan setelah operasi pencarian dan penyelamatan besar-besaran diluncurkan, yang melibatkan bantuan dari Turki, Rusia dan Uni Eropa. (Ka)