Sudutkota.id– Kasus tuberkulosis (TBC) di Jombang tahun 2025 tercatat cukup tinggi. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang menunjukkan sebanyak 2.700 kasus TBC ditemukan sepanjang tahun ini.
Tingginya temuan kasus membuat pemerintah daerah mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis tersebut.
Kepala Dinkes Jombang, dr Hexawan Tjahja Widada, menjelaskan bahwa TBC umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat mengenai organ tubuh lain.
“Gejala TBC meliputi batuk berdahak lebih dari dua minggu, demam, keringat malam, penurunan berat badan, dan mudah lelah,” ujarnya, Selasa (18/11/2025).
Hexawan mengatakan, penanganan TBC dilakukan secara masif melibatkan puskesmas, rumah sakit, dan kader TB di lapangan.
Ia menegaskan puskesmas dan rumah sakit bertugas memberikan pengobatan, sementara kader TB melakukan penelusuran (tracing) ke rumah warga yang teridentifikasi berisiko.
“Setiap ada satu pengidap TB, maka sepuluh orang di sekitarnya akan kami skrining. Karena satu penderita TBC dapat menularkan bakteri melalui udara,” jelasnya.
Ia mengimbau masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami batuk tak kunjung sembuh lebih dari dua minggu, karena merupakan gejala utama TBC.
“Penularan TBC terjadi melalui kontak yang berlangsung lama,” tambah Hexawan.
Meski angka temuan mencapai ribuan, capaian tersebut belum memenuhi target nasional.
Kementerian Kesehatan menargetkan penemuan 3.000 kasus TBC di Jombang pada 2025, namun hingga saat ini baru 2.700 kasus yang teridentifikasi.
“Target penderita TB masih kurang terpenuhi. Targetnya 3.000 kasus dan baru 2.700 yang ditemukan,” pungkasnya.




















