Sudutkota.id – Usai viral aksi oknum guru di SMK 12 Malang ‘memiting’ siswanya, kini telah dilakukan mediasi antara oknum guru dan keluarga murid. Alhasil, kedua belah pihak bersepakat untuk berdamai.
Kepala Sekolah SMKN 12 Kota Malang Suryanto, mengatakan mediasi dilakukan sebanyak dua kali. Mediasi pertama pada 1 Agustus dan mediasi kedua pada 4 Agustus.
Mediasi pertama dihadiri oleh murid didampingi orang tua, guru yang bersangkutan dan pihak sekolah. Dalam mediasi tersebut didapatkan hasil tidak ada tuntutan dari orang tua murid.
“Hari Minggu sama Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dikumpulkan dan dilakukan mediasi kedua. Hasilnya tetap dari orang tua murid tidak ada tuntutan dan persoalannya sudah selesai,” ujar Suryanto kepada wartawan, Senin (5/8/2024).
Suryanto juga menegaskan, kasus tersebut terjadi sebenarnya dalam rangka penerapan disiplin. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh guru berinisial AK itu, sebenarnya bermaksud bercanda tapi terlalu berlebihan.
“Kami juga memastikan apa yang dilakukan AK tidak membuat R terluka secara fisik. Esensinya sebenarnya adalah guyon. Cuma kemarin itu terlalu berlebihan. Sebenarnya itu kan hanya seolah-olah terjadi seperti itu, tapi tidak ada bekas dalam hal fisik,” terangnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kondisi psikis siswa yang menjadi korban kekerasan saat ini sudah membaik. Pihaknya juga akan terus memantau kondisi siswa korban dan menjaga komunikasi dengan orang tua serta keluarga siswa.
“Kondisi psikis siswa tersebut Alhamdulillah baik, bahkan pada Kamis (1/8/2024) sudah lebih baik dan ikut hadir saat mediasi,” ungkapnya.
Selain itu, pihak sekolah juga akan melakukan evaluasi internal untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Pihak korban sepengetahuannya juga tidak mempermasalahkan persoalan ini hingga ke ranah hukum.
Persoalan ini juga sudah dilakukan mediasi yang kedua kalinya pada Minggu (4/8/2024). Dikatakannya, hadir dalam kegiatan ini yaitu manajemen SMKN 12 MALANG, perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Cabang Wilayah Malang, orang tua, keluarga siswa, siswa yang bersangkutan, dan guru tersebut.
“Alhamdulillah sudah saling memahami dan menerima,” tukasnya. (Mt)