Sudutkota.id– Kabar menghebohkan perihal penyelidikan dugaan korupsi oleh European Investigative Order (EIO) terhadap Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto menjadi sorotan. Kabar ini awalnya muncul dalam berita Meta Nex yang tersebar melalui MSN. Berita ini berjudul “Indonesia Prabowo Subianto EU Corruption Investigation“.
Berita ini mengungkapkan adanya kesepakatan antara RI dan Qatar untuk pembelian 12 jet tempur Mirage bekas senilai US$792 juta atau setara sekitar Rp12,4 triliun. Dalam berita ini juga memuat bahwa The Group of States Against Corruption (GRECO) mengungkapkan bahwa EIO telah membuka penyelidikan terhadap perusahaan Ceko. Hal tersebut dimuat dalam surat kawat atau telegram yang ditujukan pada Kedubes Amerika.
Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak serta Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani membantah kabar dugaan korupsi pesawat jet tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar yang menyeret nama Prabowo Subianto. “Pertama saya ingin masuk ke substansi pertama ini adalah hoaks dan fitnah. Tidak ada pembelian Pesawat Mirage walaupun itu (pernah) direncanakan, (tapi) sudah dibatalkan artinya tidak ada kontrak yang efektif di Kemhan terkait dengan pembelian Mirage, jadi secara konten semua yang disampaikan itu jelas fitnah,” kata Dahnil dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu (10/2).
Menurut Dahnil, pemberitaan ini diciptakan oleh pihak tertentu pada momen jelang hari pemilu untuk menjatuhkan pasangan Prabowo-Gibran. “Sumber berita inikan muncul dari salah satu situs MSN, konten MSN ini kontennya agregator Microsoft dan ambil dari Metanext kalau dicek ke Metanext berita itu tidak ada sama sekali. Dari sisi teknis jelas ini juga diciptakan orang orang tertentu untuk tebar fitnah bagi Prabowo Gibran terkait dengan pemilihan yang tinggal beberapa hari ke depan,” terangnya.
Ia juga menyesalkan masyarakat mempercayai berita hoaks yang viral di media sosial tersebut tersebut dengan mudah. “Kemudian (berita ini) dikunyah, sayangnya oleh netizen, di sisi lain beberapa media juga kemudian angkat isu ini, digoreng dan sebagainya tanpa ada upaya untuk menyampaikan bahwa ini hoaks dan fitnah,” sesalnya. “Jadi dari tiga sisi itu saja kami ingin sampaikan ini adalah upaya yang busuk dan jahat sekali untuk fitnah Prabowo,” imbuhnya.
Sebelumnya, Dahnil mengatakan penundaan disepakati Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan karena keterbatasan fiskal. “Disepakati pemerintah dalam hal ini Kemenkeu, Kemenhan. Pak Menhan, menunda pembelian Pesawat Mirage 2000-5 ini, kenapa? karena kapasitas fiskal kita untuk sementara ini belum bisa mendukung pembelian Mirage 2000-5 jadi ada penundaan,” kata Dahnil.
Dalam kesempatan terpisah, Rosan juga membantah kabar yang beredar yang menyebut The Group of States against Corruption (GRECO) dari Uni Eropa melakukan penyelidikan terhadap Prabowo Subianto terkait pesawat Mirage. Kabar yang beredar menyebut GRECO meminta bantuan asistensi Pemerintah AS terkait masalah itu.
Namun, kata Rosan, hal itu tak pernah ada karena dirinya mengecek isu itu ke perwakilan RI di Washington, AS maupun Kedubes AS di Indonesia. “Tidak ada permintaan dari pihak yang namanya GRECO dalam rangka yang dituduhkan,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (10/2).
Menurutnya, hal ini menambah bukti bahwa informasi soal GRECO itu palsu dan hoaks. Senada dengan Dahnil, Rosan meyakini informasi yang beredar tersebut untuk menyudutkan Prabowo karena setiap kali pemilu, isu tentang masalah pembelian pesawat tempur bekas ini selalu menjadi sorotan dalam kampanye calon presiden Prabowo Subianto. (wn)