Nasional

Ini Penjelasan Kemenag Soal Adzan Maghrib yang Ditayangkan dalam Running Text

52
×

Ini Penjelasan Kemenag Soal Adzan Maghrib yang Ditayangkan dalam Running Text

Share this article
Ilustrasi adzan maghrib yang tayang di televisi (foto: repro)

Sudutkota.id- Kementerian Agama (Kemenag) memberi penjelasan terkait penyiaran Azan Magrib di televisi dalam bentuk running text saat penayangan Misa Akbar bersama Paus Fransiskus.

Kemenag diketahui telah bersurat kepada Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) yang ditandatangani oleh Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dan Dirjen Bimas Katolik Suparman. Hal itu merespons atas surat yang disampaikan oleh Panitia Kedatangan Paus Fransiskus.

Surat Kemenag ke Kementerian Kominfo bersifat permohonan dan memuat dua substansi. Pertama, saran agar Misa bersama Paus Fransiskus pada 5 September 2024 disiarkan secara langsung pada pukul 17.00 WIB – 19.00 WIB di seluruh televisi nasional. Kedua, agar penanda waktu magrib ditunjukkan dalam bentuk running text sehingga misa bisa diikuti secara utuh oleh umat Katolik di Indonesia.

“Jadi substansinya, pemberitahuan waktu Magrib di TV disampaikan dengan running text. Sementara, panggilan azan di masjid dan musalla tetap dipersilakan,” jelas Juru Bicara Kementerian Agama, Sunanto dalam keterangan yang dikutip pada Jumat (6/9).

Sunanto menegaskan bahwa surat itu hanya berkenaan dengan siaran azan Magrib di televisi yang biasanya mengacu hanya pada waktu magrib di Jakarta atau Waktu Indonesia Barat (WIB).

“Azan Mabrib di wilayah Indonesia Timur, tetap bisa disiarkan karena sudah masuk waktu sebelum pelaksanaan Misa,” sebutnya.

Sunanto yakin secara umum warga Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang religius dan menjunjung toleransi sehingga dapat memahami upaya yang dilakukan Kementerian Agama ini. Ini jalan tengah sebagai wujud hidup dalam kemajemukan.

“Semua bisa menjalankan ibadahnya. Misa berjalan, dan pemberitahuan masuk waktu Magrib disampaikan lewat running text dan Azan tetap berkumandang di masjid dan musalla. Umat Katolik beribadah dalam Misa, umat Islam tetap melaksanakan ibadah Salat Magrib. Ini potret toleransi dan kerukunan umat di Indonesia yang banyak dikagumi dunia.Ini juga kontribusi besar umat Islam untuk toleransi di Indonesia dan dunia,” jelasnya.

Sunanto menambahkan, hakikatnya azan Magrib disiarkan melalui televisi untuk mengingatkan umat Islam yang sedang menonton televisi agar menunaikan Sholat.

“Saya tidak tahu apakah pada saat Misa bersama Paus Fransiskus ada umat Islam yang ikut menonton melalui siaran televisi, jika pun ada, kita sudah mengingatkan waktu Magrib masuk melalui running text tersebut,” pungkasnya. (Ama)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *