Imbas Pertempuran di Rafah, AS Stop Suplai Senjata ke Israel

0
Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di sebuah rumah (Foto: Reuters/Mohammed Salem)
Advertisement

Sudutkota.id- Seorang pejabat AS mengatakan Washington telah menghentikan pengiriman bom berkekuatan besar yang membuat Israel bisa menggunakan serangan skala penuh saat pertempuran melawan Hamas di Rafah, Gaza.

Diungkapkan pemerintahan Presiden Joe Biden menghentikan pengiriman senjata ke Israel mulai pekan lalu sebagai respons nyata terhadap serangan Rafah yang diperkirakan akan terjadi. Namun Gedung Putih dan Pentagon masih menolak berkomentar.

Amerika Serikat berupaya mencegah invasi Israel ke Rafah, pihaknya yakin proposal gencatan senjata Hamas yang direvisi dapat mengarah pada terobosan baru dalam perdamaian dengan perundingan yang dilanjutkan di Kairo pada hari Rabu (08/5).

Namun Israel telah mengancam akan melakukan serangan besar-besaran di Rafah untuk mengalahkan ribuan pejuang Hamas yang dikatakannya bersembunyi di sana, namun negara-negara Barat dan PBB telah memperingatkan bahwa serangan besar-besaran terhadap kota tersebut akan menjadi bencana kemanusiaan.

Sedangkan dari pihak Hamas mengatakan para pejuangnya sedang memerangi pasukan Israel di timur Rafah, tempat ratusan ribu warga Palestina mencari perlindungan dari pertempuran di utara wilayah tersebut. Warga mengatakan pertempuran masih terjadi di pinggiran kota.

“Washington telah dengan hati-hati meninjau pengiriman senjata yang mungkin digunakan di Rafah, dan sebagai hasilnya menghentikan pengiriman yang terdiri dari 1.800 bom seberat 2.000 pon dan 1.700 bom seberat 500 pon,” ungkap Pejabat tersebut yang tidak mau disebutkan namanya, seperti yang dilaporkan Reuters.

Ini akan menjadi penundaan pertama sejak pemerintahan Biden menawarkan dukungan kuat kepada Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober. Washington adalah sekutu terdekat Israel dan pemasok senjata utama.

Seorang pejabat senior Israel menolak untuk mengkonfirmasi laporan tersebut, dan meminta untuk tidak disebutkan namanya.

“Jika kami harus bertarung dengan sekuat tenaga, maka kami akan melakukan apa yang harus kami lakukan,” kata sumber tersebut.

Pasukan Israel merebut perbatasan utama antara Gaza dan Mesir di Rafah pada hari Selasa (07/5) dan memutus jalur bantuan penting. Warga dan pejabat mengatakan gedung dewan kota Rafah terkena tembakan tank Israel pada hari Selasa dan terbakar.

“Jalan-jalan di kota ini bergema dengan tangisan nyawa tak berdosa, keluarga-keluarga yang tercerai-berai, dan rumah-rumah yang hancur menjadi puing-puing. Kita berada di ambang bencana kemanusiaan dengan proporsi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Wali Kota Rafah, Ahmed Al-Sofi, dalam sebuah pernyataan yang meminta komunitas internasional untuk melakukan intervensi.

Militer Israel mengatakan pada hari Rabu (08/5) bahwa pihaknya telah menemukan infrastruktur Hamas di beberapa lokasi di Rafah timur dan pasukannya melakukan serangan yang ditargetkan di sisi Gaza di penyeberangan Rafah dan serangan udara di seluruh Jalur Gaza.

Mereka telah memerintahkan warga sipil untuk pergi ke zona kemanusiaan yang di al-Mawasi, sekitar 20 km dari Kota Rafah.

Kelompok bersenjata Hamas, Jihad Islam dan Fatah mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa baku tembak terus berlanjut di Jalur Gaza tengah, sementara penduduk Gaza utara melaporkan penembakan besar-besaran tank Israel terhadap wilayah timur Kota dan distrik Gaza. (Ka)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here