Sudutkota.id – Keberadaan ikan Aligator di Telaga Polaman, Lawang, Kabupaten Malang, menimbulkan kekhawatiran serius terhadap kelestarian ekosistem perairan setempat.
Ikan Aligator sendiri merupakan spesies purba yang dilarang di Indonesia. Ikan ini merupakan predator besar dan agresif yang dapat mengancam ekosistem lokal jika dilepas ke perairan bebas.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring, mengungkapkan bahwa laporan masyarakat terkait temuan ikan predator tersebut akan segera ditindaklanjuti melalui survei oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur.
“Ikan Aligator ini sangat berbahaya, baik untuk lingkungan maupun manusia. Jika jumlahnya tidak terkendali, dampaknya bisa merusak populasi ikan lokal seperti Mujair,” ujar Victor, Senin (28/4/2025).
Menurut Victor, beberapa ikan Aligator yang ditemukan di telaga diperkirakan memiliki panjang hingga dua meter, dengan taring tajam dan kekuatan tubuh menyerupai buaya. Ia juga menyebutkan bahwa ikan ini kemungkinan berasal dari Amerika Latin, dibawa ke Indonesia sebagai hewan peliharaan saat masih kecil.
“Sering kali pemilik tidak menyadari bahwa ikan ini akan tumbuh besar dan menjadi ancaman. Kami mendorong adanya edukasi masyarakat mengenai bahaya memelihara dan melepasliarkan ikan predator,” tambahnya.
Ahli ekosistem perairan, Ruwiyanto, turut memperingatkan bahwa keberadaan ikan Aligator dapat merusak rantai makanan dan infrastruktur perikanan di telaga.
“Ikan ini memiliki sisik keras, taring tajam, dan nafsu makan besar yang mengancam spesies asli dan meningkatkan biaya operasional nelayan,” jelas Ruwiyanto.
Selain mengancam keanekaragaman hayati, ikan Aligator juga berpotensi membahayakan manusia yang beraktivitas di sekitar perairan. Oleh karena itu, pemerintah daerah diharapkan segera melakukan langkah konkret berupa survei ekosistem, pengendalian populasi, serta kampanye edukasi luas kepada masyarakat.
“Kami berharap masyarakat lebih sadar untuk tidak melepasliarkan ikan predator di perairan umum, demi menjaga kelestarian lingkungan kita,” tegasnya. (mit)