Sudutkota.id- Aksi kekerasan yang dilakukan oleh seorang guru di SMKN 12 Malang terhadap salah satu siswanya viral di media sosial, lantaran terekam dalam sebuah vidio berdurasi 30 detik.
Peristiwa yang terjadi pada Rabu (31/7) itu, memperlihatkan adegan guru yang berinisial AK (36) tengah memiting dan mencekik salah seorang siswanya Kelas XI jurusan Otomotif, Teknik Kendaraan Ringan (TKR) berinisial R (17) asal Kecamatan Lawang Kabupaten Malang.

Kepala Sekolah SMKN 12 Malang, Suryanto mengungkapkan AK adalah Guru Tidak Tetap (GTT) yang sudah enam tahun menjadi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMKnya.
“Video yang beredar di media sosial itu bersumber dari salah satu siswa yang saat itu dengan HP-nya merekam kejadian tersebut,” ujarnya.
Menanggapi kejadian tersebut, pihaknya telah memediasi antara kedua belah pihak pada Kamis (1/8), yang dihadiri oleh orang tua, siswa yang bersangkutan, keluarga, guru yang bersangkutan dan perwakilan manajemen sekolah.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bagian Sarana dan Prasarana SMKN 12 Kota Malang Yusuf Hidayat mengatakan, peristiwa viral tersebut bermula saat R terlambat masuk di jam pembelajaran AK.
“Jadi memang sudah ada kesepakatan kalau terlambat disuruh berdiri. Namun, saat R berdiri di belakang sang guru itu, ia bercanda dengan mengejek, teman-temannya bilang kalau dia ngece-ngece,” ujar Yusuf kepada wartawan pada Senin (5/8).
Setelah itu, AK menanyakan kepada sang murid kenapa bisa terlambat masuk di jam pembelajarannya. Dan R ketahuan berbohong hingga membuat AK melakukan perbuatan di luar kontrol.
“Alasannya sang murid terlambat itu karena ponselnya tertinggal di ruang berbeda, tapi ketika diperiksa ternyata ponsel ada di kantong saku murid,” teranganya.
Sang guru lantas mencekik dan menjepit kepala R. Saat peristiwa itu diduga terekam oleh kamera ponsel yang dibawa salah satu siswa
Yusuf menyampaikan, apa yang dilakukan oleh AK sebenarnya bermaksud bercanda tapi terlalu berlebihan. Kami juga memastikan apa yang dilakukan AK tidak membuat R terluka secara fisik.
“Esensinya sebenarnya adalah guyon. Cuma kemarin itu terlalu berlebihan, dan sebenarnya tidak terjadi misalkan seperti itu, cuma hanya istilahnya kayak seolah-olah, tapi tidak akan membekas dalam hal fisik,” tandasnya. (Mt)