Olahraga

Golf Mahasiswa Bangkit, UB Gagas Kompetisi Antar Kampus se-Indonesia di Kota Malang

121
×

Golf Mahasiswa Bangkit, UB Gagas Kompetisi Antar Kampus se-Indonesia di Kota Malang

Share this article
Golf Mahasiswa Bangkit, UB Gagas Kompetisi Antar Kampus se-Indonesia di Kota Malang
Ketua Pelaksana ICGC 2025, Mochammad Aryasatya Nugraha.(foto:sudutkota.id/hid)

Sudutkota.id – Lapangan Golf Araya di Kota Malang kembali menjadi panggung perhelatan olahraga nasional. Kali ini, Universitas Brawijaya (UB) kembali dipercaya menjadi tuan rumah Indonesian College Golf Championship (ICGC) 2025, turnamen golf antar mahasiswa yang mempertemukan 71 atlet dari 22 kampus ternama di Indonesia.

Turnamen ini bukan sekadar kompetisi biasa, tapi merupakan bagian dari ikhtiar membangun ekosistem golf di kalangan mahasiswa. Ketua Pelaksana ICGC 2025, Mochammad Aryasatya Nugraha, menyebut bahwa UB telah mulai membina dan mencetak atlet golf kampus sejak tahun 2022. Semangat itu kemudian diwujudkan dalam penyelenggaraan ICGC pertama pada tahun 2024, yang juga digelar di Kota Malang.

“Kami memulai semuanya dari nol, mulai dari rekrutmen, latihan mandiri, hingga seleksi internal. Tahun 2024 kami dipercaya menjadi tuan rumah pertama ICGC. Dan tahun ini, kami bawa lagi semangat itu untuk lebih besar dan lebih inklusif,” ujar Aryasatya di sela pembukaan acara, Sabtu (2/8/2025).

Sebanyak 58 atlet putra dan 13 atlet putri tampil dalam turnamen ini. Mereka berasal dari berbagai universitas, mulai dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (UNAIR), BINUS University, Telkom University, hingga kampus tuan rumah seperti UB dan Universitas Negeri Malang (UM).

Kehadiran peserta dari luar Jawa juga menjadi sorotan. Universitas Sumatera Utara (USU) dari Medan dan Universitas Lambung Mangkurat dari Kalimantan turut mengirimkan atlet terbaik mereka, menegaskan bahwa minat terhadap golf kampus mulai menyebar luas ke berbagai wilayah Indonesia.

Uniknya, para peserta berasal dari berbagai program studi. Ada yang berasal dari jurusan teknik, kedokteran, ekonomi, hingga sastra dan komunikasi. Hal ini membuktikan bahwa golf tidak lagi identik dengan satu latar belakang atau fakultas tertentu.

“Kami ingin golf menjadi olahraga inklusif. Semua mahasiswa, dari jurusan apa pun, bisa bergabung asalkan punya semangat dan komitmen,” kata Aryasatya.

Sejak 2022, UB telah mengembangkan sistem pembinaan atlet golf mahasiswa secara bertahap. Seleksi dilakukan setiap tiga bulan sekali berdasarkan hasil latihan, evaluasi performa, serta partisipasi dalam kompetisi regional maupun nasional.

“Kami tidak hanya menunggu mahasiswa yang sudah bisa. Justru kami membina dari awal, melatih dasar teknik hingga manajemen mental saat bertanding,” terang Aryasatya.

Sejumlah atlet UB kini telah mewakili Jawa Timur di ajang Porprov, bahkan satu di antaranya pernah tampil di turnamen internasional. Dari kampus lain, beberapa peserta merupakan alumni PON, SEA Games, dan kejuaraan nasional lainnya.

Turnamen ini tak hanya menjadi ajang adu skill, tetapi juga ruang pertemuan mahasiswa dari berbagai kampus. ICGC 2025 diharapkan menjadi sarana membangun jejaring nasional mahasiswa, memperkuat solidaritas lintas daerah melalui olahraga.

“Banyak peserta yang baru pertama kali bertemu, tapi langsung akrab lewat pertandingan. Ini jadi ruang tumbuh yang bagus, bukan cuma untuk prestasi, tapi juga relasi,” kata Aryasatya.

Ia juga menambahkan bahwa ICGC ke depan diharapkan bisa berkembang menjadi Liga Mahasiswa Golf yang diselenggarakan rutin, seperti halnya cabang futsal, basket, atau voli antar kampus.

“Kami ingin golf juga punya tempat di hati mahasiswa. Tidak hanya dilihat sebagai olahraga mahal, tapi juga sebagai olahraga prestasi dan komunitas. Kami yakin golf bisa tumbuh jika ada wadah dan keberlanjutan,” ujarnya.

UB sebagai tuan rumah memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan ICGC 2025. Dukungan mencakup anggaran, fasilitas latihan, serta kepercayaan penuh terhadap panitia mahasiswa untuk mengelola event tingkat nasional ini secara mandiri.

“Kami sangat bersyukur UB memberikan ruang besar kepada kami mahasiswa. Tanpa dukungan institusi, mungkin turnamen sebesar ini tak akan pernah terwujud,” pungkas Aryasatya.(mit/hid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *