Sudutkota.id – Warga Kota Malang dikejutkan dengan pemandangan tak biasa di Taman Adikura pada Minggu pagi (6/7/2025). Sejumlah ikan koi yang biasanya mempercantik akuarium taman tersebut ditemukan mati. Insiden ini langsung memicu perhatian publik, bahkan ramai dibahas di media sosial.
Menanggapi kejadian ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Noer Rahman Wijaya, buka suara. Ia memastikan pihaknya langsung melakukan pengecekan di lokasi dan saat ini tengah melakukan evaluasi teknis.
“Kejadian ini sudah kami tindak lanjuti. Dugaan sementara, matinya ikan-ikan koi tersebut akibat listrik padam pada Minggu dini hari, sehingga aerator tidak berfungsi dan oksigen di dalam akuarium menipis,” kata Noer saat diwawancarai media, pada Senin (7/7/2025).
Menurutnya, aliran listrik yang terputus menyebabkan sistem sirkulasi udara mati total selama beberapa jam. Akibatnya, ikan-ikan koi yang tergolong sensitif terhadap kadar oksigen rendah tak mampu bertahan.
DLH Kota Malang mengakui bahwa ada enam hingga delapan ekor ikan koi yang mati dalam kejadian tersebut. Kini, akuarium tengah dikuras dan sistem kelistrikan diperbaiki untuk mencegah kejadian serupa.
Terkait dugaan adanya unsur sabotase, DLH menegaskan masih melakukan pengecekan menyeluruh, termasuk menelaah rekaman CCTV yang terpasang di sekitar taman.
“Kami tetap berpikir positif. Belum ada indikasi kuat bahwa ini disengaja. Tapi kami akan telusuri semua kemungkinan. CCTV sudah diarahkan untuk memantau area tersebut,” ujar Noer.
Ia juga mengungkapkan bahwa taman-taman kota, khususnya yang berada di jalur-jalur protokol seperti Taman Adikura, telah dilengkapi dengan kamera pengawas sebagai bentuk pengamanan.
“Kalau memang ada unsur sabotase, seperti beberapa kasus sebelumnya, pasti akan kami tindaklanjuti. Dulu pun pernah ada yang merusak fasilitas taman, dan pelakunya tertangkap karena CCTV,” tegasnya.
Penempatan ikan koi di akuarium taman semula merupakan bagian dari inovasi desain taman kota. Namun, kejadian ini menjadi bahan evaluasi penting. Noer menjelaskan, pemilihan ikan koi sebenarnya sudah dikonsultasikan dengan ahli sebelum pembangunan.
“Akuarium outdoor punya tantangan tersendiri, seperti lumut yang tumbuh cepat karena sinar matahari, serta ketergantungan pada listrik untuk aerator. Kami sadar ini bukan ikan yang mudah dipelihara, apalagi di ruang terbuka,” tuturnya.
Meski demikian, pihaknya tidak ingin masyarakat kehilangan kenyamanan di ruang publik. Oleh karena itu, DLH membuka ruang partisipasi warga untuk memberikan saran terkait jenis ikan atau elemen taman yang lebih sesuai.
“Kami mengajak warga Kota Malang untuk memberi masukan. Kami sudah unggah informasi ini di media sosial, silakan sampaikan saran di kolom komentar. Ini bagian dari keterlibatan publik untuk merawat kota bersama,” pungkasnya.(mit)