Eropa Tengah Hadapi Banjir Bandang Terbesar Dalam Dua Dekade Terakhir

0
Pemandangan umum daerah yang terendam banjir di Nysa, Polandia, 16 September. (foto: Reuters/Kacper Pempel)
Advertisement

Sudutkota.id- Eropa Tengah saat ini sedang menghadapi banjir bandang terbesar dalam dua dekade terakhir, bahkan penduduk sejumlah daerah di Polandia dan Republik Ceko bergegas mengungsi pada Senin (16/9) sementara penduduk di negara lain mulai membersihkan jejak kerusakan setelah banjir besar yang juga meningkatkan jumlah kematian. Setidaknya 17 orang tewas akibat banjir dari Rumania hingga Polandia dalam beberapa hari terakhir.

Daerah perbatasan antara Republik Ceko dan Polandia dilanda bencana parah selama akhir pekan ketika hujan lebat yang turun sejak minggu lalu dan naiknya permukaan air mengakibatkan meruntuhkan beberapa jembatan, memaksa evakuasi, serta merusak mobil dan rumah.

Pemandangan rumah yang rusak akibat banjir setelah hujan lebat di Jesenik, Republik Ceko, 16 September. (foto: Reuters/David W Cerny)

Pada Senin sore (16/9), wali kota Nysa, sebuah kota berpenduduk lebih dari 40.000 orang di Polandia selatan, meminta penduduk untuk segera mengungsi setelah tanggul banjir di dekatnya rusak.

Di kota Ostrava di timur laut Ceko, sebuah penghalang yang jebol di sungai Odra pada pertemuannya dengan sungai Opava menyebabkan banjir di kawasan industri kota tersebut, termasuk pabrik kimia BorsodChem, pabrik kokas OKK Koksovny, dan lainnya. Ratusan orang juga dievakuasi dari kawasan permukiman.

Sementara Di kota Litovel di Ceko, 70% wilayahnya terendam air sedalam satu meter pada hari Senin, penduduk menggambarkan ketakutan mereka saat air naik dengan cepat selama akhir pekan.

“Saya benar-benar takut. Saya lari karena air naik sangat cepat di dekat rumah,” kata Renata Gaborova (39) seperti dilaporkan Reuters.

Pemerintah Polandia mengumumkan keadaan bencana alam di daerah yang terkena dampak dan mengatakan bahwa pihaknya telah menyisihkan 1 miliar zloty (3,9 triliun rupiah) untuk membantu para korban.

Perdana Menteri Donald Tusk mengatakan dia berhubungan dengan para pemimpin negara lain yang terkena dampak dan mereka akan meminta bantuan keuangan kepada Uni Eropa.

Szymon Krzysztan, 16 tahun, berdiri di alun-alun kota Ladek Zdroj, menggambarkan kerugian akibat banjir sebagai tak terbayangkan.

“Kota ini seperti kiamat… Kota hantu,” katanya.

Di Jesenik, sebuah kota Ceko di seberang perbatasan yang terendam banjir pada hari Minggu, pembersihan dimulai setelah air surut dan terlihat mobil-mobil yang rusak dan puing-puing di jalan.

“Ada dua meter air yang menggenangi jalan. Ada banyak sekali mobil yang hancur, telepon tidak berfungsi, tidak ada air, tidak ada listrik,” kata warga Zdenek Kuzilek.

Di Rumania, banjir menewaskan tujuh orang selama beberapa hari terakhir. Bahkan Seorang petugas pemadam kebakaran Austria tewas pada hari Minggu. Di negara bagian Austria Hilir yang mengelilingi Wina, dua pria berusia 70 dan 80 tahun ditemukan tenggelam di rumah mereka.

Sedangkan polisi Polandia mengatakan empat orang tewas akibat banjir di Polandia, dan di Republik Ceko tiga orang tewas, kata seorang pejabat polisi.

Ibu kota Slowakia, Bratislava, dan ibu kota Hongaria, Budapest, bersiap menghadapi kemungkinan banjir karena meluapnya Sungai Danube.

Menteri Dalam Negeri Hongaria Sandor Pinter mengatakan upaya difokuskan pada menjaga sungai dan anak-anak sungainya tetap dalam batas aman dan mengatakan hingga 12.000 tentara disiagakan untuk membantu.

Di Austria, ketinggian air sungai dan waduk turun semalam karena hujan mereda, tetapi para pejabat mengatakan mereka bersiap menghadapi gelombang kedua karena hujan yang lebih deras diperkirakan akan turun. (Ka)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here