Sudutkota.id –Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Dr. H. Puguh Wiji Pamungkas, M.M., menegaskan pentingnya peran Karang Taruna dalam mendukung pembangunan kesejahteraan sosial di tingkat desa dan kecamatan. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri Bulan Bakti Karang Taruna (BBKT) 2025 di Desa Talangsuko, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jumat (29/8/2025).
“Karang Taruna harus menjadi motor penggerak pembangunan sosial di masyarakat,” ujarnya.
Menurut Puguh, Karang Taruna memiliki posisi strategis karena anggotanya berada langsung di tengah warga. Mereka dinilai lebih memahami kondisi riil, terutama terkait persoalan kemiskinan, anak telantar, hingga korban bencana.
“Pemuda Karang Taruna yang hidup di desa tahu betul siapa warga yang layak mendapat bantuan dan siapa yang tidak,” tegasnya.
Ia menambahkan, keberadaan regulasi baru dari Kementerian Sosial harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Karang Taruna. Perubahan Permensos Nomor 25 Tahun 2019 menjadi Permensos Nomor 9 Tahun 2025, memberikan payung hukum yang lebih jelas terkait sinergi dengan pemerintah.
“Aturan baru ini memperkuat kedudukan Karang Taruna sebagai mitra resmi pemerintah,” kata Puguh.
Politisi asal Malang itu juga menekankan bahwa fokus pembangunan sosial kini diarahkan pada 12 pas, yaitu dua belas bidang penanganan masalah kesejahteraan sosial. Mulai dari pengentasan kemiskinan, penanganan disabilitas, hingga pemberdayaan korban bencana, seluruhnya menjadi ruang kontribusi Karang Taruna.
“Saya ingin Karang Taruna bisa fokus pada 12 pas agar program mereka sejalan dengan pemerintah,” ucapnya.
Lebih lanjut, Puguh mendorong agar Karang Taruna tidak hanya bergerak dalam ranah sosial, tetapi juga pemberdayaan ekonomi. Ia mencontohkan peran pemuda dalam mendukung UMKM lokal melalui pelatihan, promosi, hingga akses pasar.
“Kalau pemuda Karang Taruna bisa mandiri secara ekonomi, maka dampaknya juga mengurangi masalah sosial,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi kegiatan BBKT 2025 yang juga diisi dengan santunan anak yatim dan pembagian paket sembako untuk keluarga kurang mampu. Menurutnya, aksi nyata tersebut menjadi bukti bahwa Karang Taruna tidak hanya bicara program, tetapi langsung hadir di tengah masyarakat.
“Santunan ini menunjukkan bahwa Karang Taruna hadir dengan aksi nyata, bukan sekadar wacana,” pungkasnya.