Daerah

Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Atasi Anak Putus Sekolah Lewat Program SABER ATS

100
×

Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Atasi Anak Putus Sekolah Lewat Program SABER ATS

Share this article
Saber anak tidak sekolah
Pembukaan kegiatan SABER ATS di Pendopo Kecamatan Karangploso. (Foto: Hid/Sudutkota.id)

Sudutkota.id – Permasalahan anak putus sekolah masih menjadi tantangan klasik di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Malang. Melalui Dinas Pendidikan, Pemerintah Kabupaten Malang berupaya mengatasi persoalan ini lewat program Sapu Bersih Anak Tidak Sekolah (SABER ATS), yang dijalankan melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam bentuk kelompok belajar Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP), dan Paket C (setara SMA).

“Untuk pengembangan program ini, seluruh kecamatan di Kabupaten Malang membentuk Satuan Tugas (Satgas) SABER ATS. Camat bertindak sebagai ketua, didukung oleh unsur masyarakat pemerhati pendidikan. Dengan begitu, anak-anak yang tidak sekolah dapat terdata secara rinci, by name by address,” jelas Dr. Suwadji, S.IP., M.Si., Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, saat ditemui Sudutkota.id usai memberikan sambutan dalam pembukaan kegiatan SABER ATS di Pendopo Kecamatan Karangploso, Sabtu (14/6/2025).

Menurut pemantauan Dinas Pendidikan, terdapat sejumlah faktor penyebab anak putus sekolah, seperti masalah ekonomi, rendahnya kesadaran orang tua maupun anak, lingkungan sosial, kondisi geografis, hingga aspek psikologis.

Baca Juga :  Seorang Pria di Tirtoyudo Malang Ditemukan Gantung Diri di Atas Pohon Kopi

Khusus untuk kendala ekonomi, pemerintah daerah mengalokasikan bantuan sebesar Rp200.000 per anak setiap bulan. Dana tersebut disalurkan melalui PKBM guna mendukung proses belajar para peserta.

Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa PKBM merupakan lembaga pendidikan nonformal yang memberi kesempatan belajar bagi masyarakat yang tidak bisa mengikuti pendidikan formal. Selain itu, PKBM turut berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, penurunan angka putus sekolah, serta pemberdayaan pendidikan bagi kelompok marginal.

Di Kecamatan Karangploso saja, tercatat ada 199 anak yang tergolong putus sekolah. Mereka diklasifikasikan ke dalam tiga kategori:

  1. Anak yang belum pernah mengenyam pendidikan formal,
  2. Anak yang sempat sekolah namun tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya, dan
  3. Anak yang drop out dengan berbagai alasan.

Chandra Dita Ela Pradana, Kepala PKBM Merah Putih yang berlokasi di Dusun Genengan, Desa Girimoyo, Karangploso, menjelaskan bahwa lembaganya telah berdiri sejak tahun 2021. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan akreditasi pada tahun 2022, dan sejak 2022 hingga 2024, PKBM Merah Putih berhasil meraih penghargaan sebagai pengelola PKBM terbaik se-Kabupaten Malang. Beberapa peserta didiknya bahkan meraih prestasi di tingkat nasional.

Baca Juga :  Semarakkan HUT ke-79 TNI AU, Lanud Abd Saleh Gelar Lomba Baris-Berbaris dan Fashion Show se-Jatim

“Salah satu siswa kami, Mbak Lillia dari Desa Ngijo, berhasil lolos ke Olimpiade Bahasa Inggris tingkat Asia Tenggara. Sayangnya, kami tidak bisa mengikuti babak final karena terkendala biaya puluhan juta rupiah. Namun alhamdulillah, di ajang olimpiade lainnya, kami cukup sering meraih medali emas,” terang Chandra kepada Sudutkota.id.

Chandra juga menyampaikan rasa bangganya karena sejumlah lulusan PKBM Merah Putih berhasil melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ternama di Kota Malang, seperti Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Bahkan, salah satu siswa mereka berhasil meraih beasiswa dari Sapienza University untuk melanjutkan studi di Roma, Italia. (Hid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *