Sudutkota.id – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam pidato kenegaraannya pada Sidang Tahunan MPR 2025 menegaskan pentingnya transisi kepemimpinan yang inklusif dan berkeadilan.
Salah satu fokus utama yang disampaikan adalah meningkatnya keterwakilan perempuan di parlemen periode 2024–2029, yang kini mencapai 21,9 persen atau 127 dari 580 anggota DPR RI. Capaian ini menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia, namun Prabowo menekankan angka tersebut masih jauh dari target minimal 30 persen yang menjadi komitmen nasional.
“Suara perempuan adalah nada asli yang ikut membentuk simfoni peradaban. Melodi peradaban akan kehilangan harmoni jika laki-laki dan perempuan tidak berbagi ruang, kuasa, dan tanggung jawab dalam membangun bangsa,” ujar Prabowo di hadapan anggota MPR, DPR, DPD, serta tamu undangan di Kompleks Parlemen, Senayan.
Presiden menyatakan bahwa kepemimpinan nasional tidak hanya berkaitan dengan urusan politik, tetapi juga membangun pondasi kebudayaan yang kokoh. Kebudayaan, menurutnya, bukan sekadar menjaga warisan masa lalu, melainkan juga memberi arah di tengah derasnya arus globalisasi nilai dan budaya asing.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo mengajak seluruh rakyat untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong sebagai modal sosial terbesar bangsa.
Ia menyoroti peran penting petani, nelayan, buruh, pekerja daring, TNI, tenaga kesehatan, hingga relawan di pelosok-pelosok negeri yang terus bekerja tanpa kenal lelah demi kemajuan Indonesia.
Namun, Presiden juga mengingatkan masih adanya tantangan yang harus dihadapi bersama, seperti praktik bisnis yang mengeksploitasi rakyat dan sumber daya alam, peredaran narkoba yang merusak generasi muda, serta ketimpangan dalam pelayanan publik.
Menurutnya, tantangan tersebut hanya dapat diatasi dengan komitmen bersama, penegakan hukum yang tegas dan tidak pandang bulu, serta kerja kolektif seluruh elemen bangsa.
“Bangsa dan bernegara adalah persoalan yang harus kita hadapi bersama. Dibutuhkan kesungguhan untuk mewujudkan keadilan sosial yang nyata, dan itu hanya dapat dicapai jika seluruh elemen bangsa bersatu,” tegasnya.
Prabowo juga menegaskan optimismenya bahwa Indonesia mampu memperkuat fondasi nasional untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045. Ia mengingatkan, pada tahun tersebut Indonesia diproyeksikan memiliki 324 juta penduduk dan menjadi salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia.
Namun, jumlah penduduk yang besar tidak otomatis menjadi kekuatan jika tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia, tata kelola pemerintahan yang baik, demokrasi yang sehat, dan pemberantasan korupsi yang konsisten.
“Setiap hari adalah kesempatan untuk memperbaiki dan membangun Indonesia. Jangan biarkan rakyat menunggu, karena masa depan yang cerah adalah hak seluruh warga negara tanpa syarat,” ujar Prabowo.
Pidato di Sidang Tahunan MPR ini ditutup dengan ajakan untuk menjaga persatuan, memperkuat semangat perjuangan, dan berdoa demi kejayaan Indonesia.(mit)