Sudutkota.id – Wali Kota Batu, Nurochman, memberikan peringatan tegas kepada seluruh jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam Strategic Meeting yang digelar di Hotel Aston Batu, Senin (4/8/2025).
Dalam forum yang dihadiri pejabat lintas sektor itu, Cak Nur, sapaan akrab Wali Kota, menyampaikan bahwa Pemkot Batu harus keluar dari pola kerja yang sekadar administratif. Ia menekankan perlunya keselarasan langkah menuju visi “Mbatu SAE”.
“Kalau mau mengejar visi-misi Mbatu SAE, semua harus sinkron. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Kita tidak sedang cari-cari kesalahan, tapi memperbaiki apa yang perlu diperbaiki,” tegasnya, Selasa (5/8/2025).
Forum ini, kata Cak Nur, bukan rapat rutin biasa. Ia menyebutnya sebagai ruang evaluasi substansial terhadap capaian program prioritas dan serapan anggaran. Unit kerja dengan kinerja terlemah bahkan mendapatkan sesi khusus asistensi bersama tenaga ahli Wali Kota.
“Forum ini bukan ajang pamer laporan, tapi menggali akar masalah. Kalau tidak ada koreksi, kita akan mengulang kesalahan yang sama,” ujarnya.
Ia mengakui bahwa arah pembangunan tahun 2025 belum sepenuhnya merepresentasikan visi kepemimpinannya bersama Wakil Wali Kota Heli Suyanto. Oleh karena itu, 2026 menjadi titik balik penting.
“Tahun ini masih banyak program warisan. Tahun depan semua program harus benar-benar inline dengan visi kami. Kalau tidak sejalan, silakan keluar dari barisan,” tandas politisi PKB itu.
Wali Kota juga meminta penyusunan program 2026 lebih tajam: terukur, terarah, dan berorientasi pada dampak nyata. Ia menolak program simbolik yang hanya menghabiskan anggaran tanpa kontribusi signifikan.
“Anggaran kita terbatas. Jangan buang tenaga untuk kegiatan yang tidak strategis. Gunakan sisa waktu masa jabatan sebaik-baiknya untuk rakyat,” ucapnya.
Lebih jauh, Cak Nur menilai ASN Pemkot Batu memiliki kapasitas yang baik, namun banyak yang belum maksimal karena lemahnya manajemen kepemimpinan.
“SDM kita unggul. Tapi banyak program tak mencapai target karena manajemen lemah. Ini pekerjaan rumah kita bersama,” katanya.
Ia pun mengingatkan agar perencanaan program tidak lagi disusun berdasarkan ego sektoral atau selera masing-masing lembaga.
“Tugas kita bukan menyenangkan diri sendiri, tapi memuliakan dan mensejahterakan rakyat,” ucapnya.
Terakhir, ia menegaskan pentingnya kerja kolaboratif antarlembaga. Pemerintah, menurutnya, tidak memberi ruang bagi individualisme birokrasi.
“Tidak ada keberhasilan tunggal dalam pemerintahan. Semua harus saling terhubung dan bersinergi. Kalau tidak mau, silakan keluar dari barisan,” pungkasnya. (rsw)