Sudutkota.id- Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, menanggapi paparan Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD, soal strategi paslon untuk mengoptimalkan pemanfaatan 25 perjanjian perdagangan bebas guna meningkatkan ekspor dan memperkecil defisit neraca perdagangan, dengan ‘nylepet’ diplomat, saat acara Debat Cawapres yang digelar oleh KPU di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Jumat (22/12).
Sebelumnya, Mahfud MD memaparkan ada tiga strategi dari Paslon Ganjar-Mahfud, salah satu di antaranya adalah mengutamakan diplomasi ekonomi.
“Sekurang-kurangnya ada tiga hal yang menjadi strategi kami. Pertama mengutamakan diplomasi ekonomi. Sehingga para duta besar yang ada di luar negeri itu, menurut Pak Jokowi pada saat awal-awal kami dilantik, duta besar itu adalah Duta ekonomi. Optimalkan diplomasi ekonomi dengan negara-negara lain,” katanya.
Kemudian yang kedua, pasangan Ganjar-Mahfud juga akan melakukan perdagangan untuk mengintegrasikan perdagangan nasional ke perdagangan global. Sehingga memenuhi standar standar internasional untuk setiap apa yang dipunyai mau dimasukkan ke dunia global, itu sudah jelas standarnya bisa diterima.
“Dan kita juga membuat regulasi di sini, agar tidak misalnya upaya perdagangan kita lalu diblokir atau dicurangi oleh teman-teman kita sendiri pelaku ekonomi di dalam yang berintegrasi atau berkondisi dengan pejabat-pejabat publik,” ungkapnya.
Kemudian, Mahfud mengatakan akan mengutamakan penguatan ekonomi nasional, agar ekonomi nasional itu juga bisa tumbuh ke dalam. “Sehingga nantinya masuk dengan strategi kedua tadi, bahwa kualitas barang dagangan kita itu bisa diterima di luar negeri dan produktif sehingga juga tidak susah misalnya untuk diterima oleh dunia internasional,” kata dia.
Paparan Mahfud itu ditanggapi Cawapres Muhaimin Iskandar dengan ‘nylepet’. Ia menganggap, bahwa yang disampaikan Mahfud soal diplomasi sebagai pemasaran itu normatif, sudah menjadi pengetahuan umum.
“Yang paling penting itu adalah bagaimana ‘nylepet’ para diplomat berubah wajah menjadi pemasar-pemasar yang tangguh. Diplomasi pemasaran yang ekspansif itu tidak kita miliki. Karena memang seluruh cara kerja diplomasi kita masih politik dan sangat normatif,” kata Cak Imin, Cawapres pasangan Anis Baswedan.
Yang kedua, kata Cak Imin, bahwa kita bisa hadir di dalam dunia perdagangan global, kalau kualitas produksi dalam negeri juga punya standar yang baik.
“Saya sampai hari ini sangat prihatin, kita tidak ada satupun yang terus mengupgrade secara masif. Kualitas dan standar, semuanya kayak dibiarkan tumbuh sendiri-sendiri gitu. Tidak ada satu gerakan yang lebih terstruktur, baik dari Menteri Perdagangan, Menteri Koperasi UKM dalam satu gerakan meningkatkan kualitas standar internasional,” pungkasnya. (red)