Sudutkota.id – Rencana pengoperasian Bus Transjatim Koridor 1 (K1) Malang Raya terus dimatangkan. Setelah sebelumnya difokuskan pada jalur Terminal Arjosari – Terminal Landungsari, kini tahap kedua siap menghubungkan Kota Malang dengan Kota Batu melalui jalur utama yang padat aktivitas warga dan wisatawan.
Bus Transjatim K1 nantinya akan berangkat dari Terminal Landungsari Kota Malang menuju Terminal Kota Batu, dengan melintasi sejumlah ruas jalan strategis. Rute tersebut melewati Jalan Raya Mulyoagung – Jalan Raya Sengkaling – Jalan Sidomakmur – Jalan Raya Sumbersekar (perbatasan Kota Malang dan Kota Batu) – Jalan Diponegoro – Jalan Raya Junrejo – Jalan Raya Tlekung – Jalan Raya Oro-Oro Ombo – Jalan Agus Salim – Jalan Imam Bonjol – Jalan Pattimura – hingga Jalan Dewi Sartika, Terminal Batu sebagai titik akhir.
Dari data yang diterima, rute ini mencakup tujuh titik pemberhentian (halte) utama, yang akan difungsikan sebagai lokasi naik-turun penumpang serta titik integrasi dengan angkutan lokal. Jalur tersebut juga melewati sejumlah destinasi wisata populer di Kota Batu seperti Jawa Timur Park 2 dan 3, serta kawasan perdagangan Junrejo dan Oro-Oro Ombo.
Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Muhammad Anas Muttaqin, saat dikonfirmasi Minggu (19/10) menyampaikan dukungan penuh terhadap realisasi proyek transportasi massal tersebut. Ia menilai, hadirnya Transjatim di Malang Raya merupakan langkah nyata untuk mewujudkan sistem transportasi publik yang terintegrasi dan berkelanjutan.
“Transjatim ini bukan sekadar bus antar kota, tetapi simbol kolaborasi lintas wilayah. Dengan moda transportasi terpadu, masyarakat bisa bepergian lebih cepat, aman, dan nyaman tanpa harus bergantung pada kendaraan pribadi,” ujar Anas.
Lebih lanjut, Anas menjelaskan bahwa Komisi C DPRD Kota Malang akan terus mendorong koordinasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Dinas Perhubungan, serta tiga pemerintah daerah di wilayah Malang Raya — yakni Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu — agar pelaksanaan program ini berjalan tanpa hambatan birokrasi maupun tumpang tindih kewenangan.
“Sinergi antar daerah harus dijaga. Jangan sampai transportasi publik hanya menguntungkan satu wilayah. Semua pihak harus mendapat manfaat, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan,” tegasnya.
Rencana pengoperasian Transjatim K1 ini juga disambut positif oleh warga, terutama mereka yang beraktivitas di kawasan pendidikan, wisata, dan perdagangan. Keberadaan bus ini diharapkan mampu mengurangi volume kendaraan pribadi yang selama ini menjadi penyebab utama kemacetan di jalur Landungsari–Batu, terutama saat akhir pekan.
Dari hasil rapat koordinasi Komisi C DPRD Kota Malang bersama Dinas Perhubungan Jawa Timur, diketahui bahwa tahap uji coba Transjatim Koridor K1 akan dilakukan setelah seluruh sarana pendukung siap. Termasuk di antaranya halte, sistem pembayaran non-tunai, hingga fasilitas park and ride di sejumlah titik strategis.
Program Transjatim Malang Raya ini merupakan bagian dari proyek transportasi massal yang diinisiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Setelah sukses diterapkan di wilayah Surabaya Raya dan Tapal Kuda, kini giliran Malang Raya yang diproyeksikan menjadi kawasan ketiga dengan sistem transportasi modern dan terintegrasi.
“Harapannya, dengan Transjatim, akses mobilitas warga, pelajar, hingga wisatawan akan lebih efisien. Selain itu, dampaknya juga signifikan terhadap ekonomi lokal dan UMKM di sepanjang jalur yang dilalui,” pungkas Anas.