Daerah

BPBD Kota Malang Kumpulkan Ratusan Warga Gelar Simulasi Penanggulangan Bencana

115
×

BPBD Kota Malang Kumpulkan Ratusan Warga Gelar Simulasi Penanggulangan Bencana

Share this article
BPBD Kota Malang Kumpulkan Ratusan Warga Gelar Simulasi Penanggulangan Bencana
Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno, bersama peserta dari berbagai unsur saat mengikuti simulasi penanggulangan bencana di Lapangan Gayam, Kecamatan Klojen, Sabtu (4/10/2025).(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang menggelar simulasi penanggulangan bencana di Lapangan Gayam, Kecamatan Klojen, Sabtu (4/10/2025). Acara ini melibatkan ratusan peserta dari unsur TNI-Polri, PMI, Satlinmas, RAPI, relawan, Karang Taruna, hingga masyarakat dari berbagai wilayah rawan bencana di Kota Malang.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno, menyampaikan bahwa kegiatan simulasi ini sengaja digelar untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi, terutama banjir yang setiap tahun terus mengalami peningkatan.

“Tujuan simulasi ini adalah memberikan masyarakat pengetahuan tentang kewaspadaan bencana. BMKG merilis bahwa tahun ini Indonesia, termasuk Jawa Timur dan Kota Malang, berpotensi mengalami cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi akibat gelombang Rossby. Karena itu kami mengundang warga dari wilayah rawan banjir agar mereka tahu apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana,” kata Prayitno.

Berdasarkan data BPBD Kota Malang, banjir masih menduduki peringkat tertinggi dalam urutan bencana yang terjadi di kota ini. Pada tahun 2023 hingga 2024, tren kejadian banjir mengalami kenaikan. Salah satu yang cukup parah terjadi di Kecamatan Kedungkandang, di mana tiga kelurahan terdampak dengan lebih dari 300 rumah terendam.

“Banjir di Kota Malang biasanya dipicu hujan deras di kawasan hulu, meski di dalam kota hujan tidak turun. Air dari wilayah atas mengalir melalui sungai Brantas dan anak-anak sungainya yang melintas di Kota Malang. Dampaknya, rumah warga bisa terendam dalam waktu singkat,” jelas Prayitno.

Namun, menurutnya, persoalan bukan hanya soal banjir, melainkan juga kesiapan masyarakat saat bencana terjadi. BPBD mencatat, masih banyak warga yang menolak dievakuasi atau keberatan ketika aliran listrik harus diputus demi keamanan.

“Ini yang berbahaya. Dengan simulasi ini, warga akan tahu kenapa listrik harus dipadamkan, kenapa evakuasi perlu dilakukan, dan bagaimana mengamankan kendaraan, dokumen penting, lansia, maupun balita,” tambahnya.

Selain simulasi evakuasi banjir, BPBD juga menekankan pentingnya upaya mitigasi sebelum bencana terjadi. Prayitno mengajak masyarakat aktif membersihkan saluran air, got, maupun sungai yang mengalami sedimentasi.

“Kalau selokan buntu, air pasti meluap. Kami minta masyarakat ikut kerja bakti, baik bersama pemerintah maupun mandiri. Dengan begitu, risiko banjir bisa ditekan,” ujarnya.

Dalam simulasi, peserta diajarkan langkah-langkah penyelamatan diri, prosedur evakuasi, hingga tata cara melindungi kelompok rentan. Masyarakat juga diberi pemahaman mengenai koordinasi dengan aparat, agar penanganan bencana berjalan lebih cepat dan tidak menimbulkan kepanikan.

Meski banjir di Kota Malang rata-rata hanya berlangsung sekitar empat jam, dampak yang ditimbulkan bisa cukup besar jika warga tidak siap. Oleh karena itu, BPBD menegaskan simulasi ini penting dilakukan secara rutin.

“Bencana memang tidak bisa dihindari, tetapi bisa diminimalisir dampaknya. Dengan adanya latihan bersama ini, masyarakat diharapkan lebih peduli, lebih tanggap, dan punya kesadaran untuk melindungi diri, keluarga, dan lingkungannya,” pungkas Prayitno.

Simulasi yang digelar di Lapangan Gayam ini berlangsung meriah namun tetap serius. Warga terlihat antusias mengikuti skenario banjir besar, mulai dari proses evakuasi, pertolongan pertama, hingga penanganan darurat pasca-bencana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *