Sudutkota.id – Hujan deras selama berhari-hari telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di provinsi Sumatera Barat. Bencana yang terjadi sejak Kamis (7/3) lalu di ibu kota provinsi, Padang dan delapan daerah lainnya membuat lebih dari 70.000 orang dievakuasi, dan sementara menewaskan sedikitnya 19 orang, 2 orang luka dan 7 orang hilang.
Laporan korban jiwa dan warga hilang terbanyak datang dari Kabupaten Pesisir Selatan. Longsor juga memutuskan jalan lintas provinsi di kawasan itu, belum termasuk akses lain yang terganggu akibat banjir.
BNPB mengatakan bahwa mereka sedang mencari korban yang hilang. 150 personil penyelamat dikerahkan untuk melakukan upaya tersebut, namun terhambat oleh jalan yang terblokir setelah tanah longsor.
“Pencarian hari ini melibatkan 150 personel dari berbagai lembaga bencana,” kata Abdul Malik, kepala tim penyelamat provinsi.
Menurut keterangan Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mereka yang dievakuasi berkumpul di masjid-masjid terdekat, namun tidak ada tempat penampungan sementara yang didirikan. Mereka menerima makanan, air dan obat-obatan, sementara yang lain kembali ke rumah setelah air surut.
Berdasarkan informasi dari Pusat Pusat Pengendalian Operasi (PUSDALOPS) BNPB pada hari Minggu (10/3), wilayah Kota Padang sebanyak 10.150 kk/35.299 orang terdampak. Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 16 Jiwa meninggal, 7 Jiwa hilang, dan 25.794 KK terdampak banjir. Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 3 orang meninggal dunia, 2 orang luka-luka dan sebanyak 800 KK / 2958 jiwa terdampak. Kota Solok sebanyak 238 KK / 813 jiwa terdampak. Kabupaten Limapuluh Kota sebanyak 24 KK /100 jiwa terdampak. Kabupaten Agam sebanyak 36 KK / 144 jiwa terdampak. Kabupaten Solok sebanyak 10 KK terdampak. Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 31 KK terdampak, dan Kabupaten Pasaman sebanyak 191 KK terdampak.
Dampak Kejadian banjir dan longsor memaksa warga untuk mengungsi. Di wilayah Kota Padang sebanyak 3.734 jiwa mengungsi, Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 29.483 KK / 76.178 jiwa mengungsi, dan Kabupaten Agam sebanyak 49 KK / 209 jiwa mengungsi.
Banjir dan longsor menyebabkan kerugian material di wilayah Sumatera Barat sebanyak 37.265 unit rumah terdampak, 666 rumah rusak, 3 unit rumah hanyut, 26 unit jembatan rusak, 45 unit ibadah terendam, 25 unit sekolah terendam, 13 titik ruas jalan terdampak, 2 unit irigasi rusak, 113 ha lahan terdampak, 300 m2 lahan pertanian terdampak dan 5 unit fasum terdampak.
Sementara itu informasi Petugas Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat, Gilang, mengatakan bahwa upaya penanganan banjir dan longsor Tim Reaksi Cepat BPBD Sumatera Barat melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan intansi terkait. Petugas melakukan evakuasi warga yang terdampak. Wilayah yang sudah surut banjir segera dilakukan pembersihan.
“Untuk wilayah Kabupaten Padang Pariaman, akses jalan raya keluar masuk masyarakat ke desa Kotamenara tertutup longsor sepanjang 50 meter. Kabupaten Agam, kabupaten Pesisir, Kota Solok banjir berangsur surut, sedangkan Kabupaten Pesisir Selatan, dan kota Padang sebagian besar wilayah terdampak banjir masih digenangi air. Di Kabupaten Limapuluh Kota, banjir berangsur surut dan telah dilakukan pembersihan rumah dan fasilitas umum yang terendam,” Ujar Gilang. (wn)