Sudutkota.id – Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan terus menunjukkan komitmennya untuk pembangunan berkelanjutan di Kota Malang. Kali ini, Jumat (14/2/2025), Iwan meresmikan SDN Ketawanggede 3 yang telah diperbaiki. Selain itu, Iwan juga meresmikan dua TPS, yakni TPS Purwantoro dan TPS Merjosari.
Seperti di ketahui, dalam memimpin Kota Malang, Iwan mempunyai 11 program prioritas. Beberapa di antaranya adalah rehabilitasi gedung SD dan SMP dan pembangunan Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS).
Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan mengatakan, Pemerintah Kota Malang terus berupaya mempercepat perbaikan infrastruktur melalui sinergi dengan berbagai pihak, termasuk dengan para pengusaha yang peduli dengan Kota Malang melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP).
Perbaikan sekolah ini, kata Iwan, menjadi bukti bahwa pembangunan bisa dilakukan lebih cepat jika semua pihak bekerja sama.
“Saat itu kami melihat kondisi sekolah yang rusak parah. Dalam satu bulan kemarin (sejak 2024), pembangunan sudah dimulai, dan dua bulan berikutnya siswa sudah bisa belajar di ruang kelas yang baru,” kata Pj Wali Kota Iwan Kurniawan.
Menurut Iwan, pendekatan yang dilakukan tidak hanya mengandalkan APBD, tetapi juga memanfaatkan dana dari pelaku usaha dan pemerintah pusat. Dari total anggaran Rp 5 miliar untuk perbaikan sekolah, SD Ketawanggede 3 mendapat perhatian khusus karena kondisinya yang mendesak.
Iwan juga mengungkapkan, dalam perbaikan sekolah ini, tidak sekadar melakukan renovasi ringan, melainkan membangun kembali struktur sekolah dengan standar yang lebih kokoh.
“Kami tidak hanya mengecat atau mengganti plafon. Sekolah ini dibangun dengan rangka baja ringan yang tahan hingga 10 tahun-20 tahun ke depan, sehingga lebih aman dan berkelanjutan,” ujar dia.
Langkah cepat ini melibatkan komunikasi intensif dengan berbagai stakeholder. Iwan mengatakan, Pemkot Malang telah mengundang 150 pelaku usaha untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama.
Ia berharap, dari lebih dari 2.000 pelaku usaha di Malang, nantinya bisa semakin banyak yang berkontribusi dalam pembangunan daerah.
Selain SDN Ketawanggede, pihaknya juga telah memetakan 51 sekolah dan objek bangunan lain yang membutuhkan intervensi.
“Kami ingin menjadikan ini model dalam pembangunan. Tidak semua harus bergantung pada APBD. Dengan kolaborasi yang baik, kita bisa menyelesaikan lebih banyak permasalahan,” tandasnya. (Pro/Ad)