Usai Bertemu Netanyahu, Donald Trump Umumkan akan Mengambil Alih Jalur Gaza dengan Pendekatan Ekonomi

0
Donald Trump dan Benjamin Netanyahu bertemu di Gedung Putih di Washington pada 4 Februari 2025. (foto: Reuters/Elizabeth Frantz)
Advertisement

Sudutkota.id- Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan rencananya untuk mengambil alih Jalur Gaza yang dilanda perang dan mengembangkannya secara ekonomi setelah warga Palestina dipindahkan ke lokasi lain.

Trump tidak memberikan detail terperinci mengenai rencana tersebut, namun mengungkapkan hal tersebut pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (04/1).

“AS akan mengambil alih jalur Gaza, dan kami akan melakukan pekerjaan di sana, serta kami akan memilikinya dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi itu,” terangnya pada wartawan seperti dikutip dari Reuters.

Pengumuman tersebut mengejutkan banyak pihak, karena akan melanggar kebijakan lama AS terhadap konflik Israel-Palestina. Meskipun banyak yang akan menentang rencana pengambilalihan Gaza oleh AS, Trump yakin bahwa hal tersebut akan membawa stabilitas besar ke Timur Tengah.

“Jika diperlukan, kami akan melakukannya, kami akan mengambil alih bagian itu, kami akan mengembangkannya, menciptakan ribuan dan ribuan lapangan pekerjaan, dan itu akan menjadi sesuatu yang bisa membuat seluruh Timur Tengah bangga,” sambungnya.

Meskipun tidak menjawab secara langsung bagaimana AS akan mengambilalih dan menduduki Jalur Gaza, Trump mengindikasikan bahwa tempat itu dapat menjadi rumah bagi “masyarakat dunia.” Ia melihat Jalur Gaza sebagai potensi wilayah “Riviera Timur Tengah” yang dapat menarik banyak orang.

“Saya melihat posisi kepemilikan jangka panjang dan saya melihatnya membawa stabilitas besar ke bagian Timur Tengah itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia telah berbicara dengan para pemimpin regional dan mereka mendukung gagasan tersebut.

Sementara itu, Perdan Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang mendampingi trump dalam konferensi pers tidak tertarik membahas usulan tersebut secara mendalam.

Pria yang beberapa kali dipanggil Trump dengan nama panggilannya “Bibi” itu hanya memuji Trump karena mencoba pendekatan baru.

“Dia berpikir di luar kotak dengan ide-ide segar dan menunjukkan kemauan untuk menghancurkan pemikitan konvensional,” terangnya.

Beberapa pakar berpendapat Trump terkadang mengambil posisi ekstrem di tingkat internasional untuk menetapkan parameter bagi negosiasi di masa mendatang. Dalam masa jabatan pertamanya, Trump terkadang mengeluarkan pernyataan kebijakan luar negeri yang dianggap berlebihan, yang banyak di antaranya tidak pernah ia laksanakan. (Ka)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here