Peristiwa

Kasus Penemuan Jasad Bayi di Sumberpucung Terungkap, Ibu Kandung Diduga Pelajar di Bawah Umur

48
×

Kasus Penemuan Jasad Bayi di Sumberpucung Terungkap, Ibu Kandung Diduga Pelajar di Bawah Umur

Share this article
Petugas kepolisian saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi penemuan jasad bayi di pekarangan warga Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. (Foto: Sudutkota.id/Mit)

Sudutkota.id – Misteri penemuan jasad bayi yang menggegerkan warga Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, akhirnya mulai terungkap. Kepolisian memastikan ibu kandung bayi tersebut merupakan seorang pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) yang masih berstatus anak dan tengah menjalani praktik kerja lapangan (PKL).

Kapolsek Sumberpucung, Iptu Choirul Mustofa, mengatakan hasil penyelidikan mengarah pada salah satu dari delapan pelajar SMK yang tinggal di rumah kontrakan dekat lokasi penemuan jasad bayi.

“Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap delapan pelajar yang menjalani PKL, pemilik rumah, serta ketua RT setempat, kami memastikan ibu dari bayi tersebut adalah salah satu pelajar SMK yang masih di bawah umur,” ujar Iptu Choirul, Sabtu (20/12/2025).

Dari hasil pemeriksaan, satu orang pelajar akhirnya mengakui sebagai ibu kandung bayi tersebut. Demi kepentingan perlindungan anak, identitas yang bersangkutan tidak diungkap ke publik.

Melahirkan Seorang Diri, Bayi Dikubur Dangkal

Berdasarkan keterangan sementara kepada penyidik, pelajar tersebut diketahui baru sekitar dua minggu menjalani PKL di wilayah Sumberpucung dan tinggal bersama tujuh rekannya di sebuah rumah kontrakan yang berlokasi tidak jauh dari tempat penemuan jasad bayi.

Yang bersangkutan mengaku melahirkan seorang diri di kamar mandi rumah kontrakan. Menurut pengakuannya, bayi yang dilahirkan disebut sudah dalam kondisi meninggal dunia.

“Karena panik dan takut diketahui, bayi tersebut kemudian dikuburkan secara dangkal di pekarangan rumah kontrakan,” jelas Iptu Choirul.

Kuburan tersebut hanya berupa gundukan tanah yang ditutup beberapa genteng. Seiring waktu, bau tidak sedap mulai tercium, hingga jasad bayi diduga berpindah tempat setelah ditarik hewan.

Kronologi Penemuan

Sebelumnya, warga RT 26 RW 04 Desa Ngebruk dikejutkan dengan penemuan jasad bayi pada Kamis (18/12/2025) sekitar pukul 06.00 WIB. Penemuan bermula dari bau menyengat yang tercium dari sebuah gundukan tanah di gang sempit samping rumah warga.

Tak lama kemudian, seekor anjing terlihat mencakar gundukan tanah tersebut dan menyeret kain pembungkus yang ternyata berisi jasad bayi. Kondisi jasad saat ditemukan tidak utuh, diduga akibat terkubur secara dangkal dan berpindah tempat.

Ketua RT setempat kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Sumberpucung. Petugas kepolisian bersama Tim Inafis Polres Malang segera mendatangi lokasi untuk melakukan olah TKP, memasang garis polisi, serta mengevakuasi jasad bayi ke rumah sakit guna keperluan visum et repertum.

Dari hasil olah TKP dan keterangan sejumlah saksi, polisi memperoleh informasi adanya delapan pelajar SMK yang tinggal di rumah kontrakan dekat lokasi kejadian. Informasi tersebut diperkuat keterangan pemilik rumah dan aparat lingkungan setempat.

“Pengakuan sementara menyebutkan bayi telah meninggal saat dilahirkan. Namun kami masih menunggu hasil pemeriksaan medis untuk memastikan penyebab kematiannya,” tegas Kapolsek.

Karena kasus ini melibatkan anak di bawah umur, penanganannya dilimpahkan ke Satuan Reserse Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Malang.

“Penanganan selanjutnya dilakukan oleh Satres PPA agar proses hukum berjalan sesuai ketentuan, dengan tetap mengedepankan prinsip perlindungan anak,” pungkas Iptu Choirul.

Hingga kini, kepolisian masih melakukan pendalaman lanjutan, termasuk pemeriksaan psikologis terhadap terduga pelaku serta menunggu hasil visum guna memastikan ada atau tidaknya unsur pidana dalam peristiwa tersebut.

Pesan Redaksi

Untuk seluruh pelajar dan pemuda Indonesia, masa depan bangsa ada di pundak kalian. Setiap pilihan hidup membawa konsekuensi, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Ketika menghadapi masalah besar, termasuk persoalan pergaulan, kesehatan reproduksi, atau tekanan sosial, jangan memendamnya sendirian.

Beranilah mencari bantuan dari orang tua, guru, konselor, tokoh agama, atau lembaga resmi yang berkompeten. Negara menyediakan ruang perlindungan, bukan penghukuman, bagi anak dan remaja yang membutuhkan pertolongan.

Pendidikan bukan hanya tentang prestasi akademik, tetapi juga tentang tanggung jawab, kejujuran, dan keberanian mengambil keputusan yang benar. Jangan biarkan rasa takut dan panik menutup akal sehat. Masa depan kalian terlalu berharga untuk dikorbankan oleh kesunyian dan ketidaktahuan.

Redaksi mengajak seluruh pelajar dan pemuda untuk saling menjaga, saling mengingatkan, dan membangun budaya peduli, karena generasi kuat lahir dari lingkungan yang aman, terbuka, dan penuh empati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *