Daerah

Bimker Day 4 Lapas Kelas I Malang: Saat Musik, Karya dan Program Asimilasi Satukan Dunia Dalam dan Luar Tembok

30
×

Bimker Day 4 Lapas Kelas I Malang: Saat Musik, Karya dan Program Asimilasi Satukan Dunia Dalam dan Luar Tembok

Share this article
Bimker Day 4 Lapas Kelas I Malang: Saat Musik, Karya dan Program Asimilasi Satukan Dunia Dalam dan Luar Tembok
Staf Bimker Lapas Kelas I Malang, Didik L Wahyudi (tengah tangan metal), bersama crew rangkaian kegiatan Bimker Day yang merupakan bagian dari program asimilasi.(foto:sudutkota.id/ris)

Sudutkota.id – Suasana meriah menyelimuti Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Malang. Melalui gelaran Bimker Day yang memasuki edisi keempat, semangat kreativitas warga binaan berpadu dengan antusiasme masyarakat luar.

Acara ini menjadi wujud nyata program pembinaan sekaligus bagian dari program asimilasi, di mana warga luar dapat masuk ke dalam Lapas dengan pengawasan ketat, dan warga binaan mendapat kesempatan untuk menampilkan hasil pembinaan mereka.

“Kami ingin masyarakat tahu bahwa penjara itu tidak seseram yang dibayangkan,” ujar Didik L Wahyudi, staf Bidang Kegiatan Kerja (Bimker) Lapas Kelas I Malang, Selasa (28/10/2025).

Bimker Day tidak selalu digelar setiap tahun karena pelaksanaannya sangat bergantung pada situasi tertentu. Pada masa pandemi, misalnya, kegiatan ini sempat terhenti. Namun semangat untuk kembali menghadirkannya tak pernah padam.

“Memang tidak tiap tahun bisa terlaksana karena melihat kondisi. Tapi tahun ini dan tahun-tahun berikutnya akan kami usahakan agar bisa rutin lagi,” kata Didik.

Suasana makin semarak ketika sejumlah band lokal yang cukup dikenal di Malang Raya naik ke panggung utama. Nama-nama seperti Si Anjing Gila dari Selatan, Morfossa, Galih Brigade07, Makaryoman ft Dhyohaw, hingga Sporasta dan Begundal Lowokwaru berhasil menghibur warga binaan dan tamu undangan.

“Kami tutup dengan penampilan Begundal Lowokwaru, biar acaranya benar-benar pecah,” tutur Didik sambil tersenyum.

Selain hiburan musik, Bimker Day juga menampilkan berbagai hasil karya warga binaan dari berbagai sub-bidang pembinaan kerja. Lukisan, batik, pahatan, hingga hasil perkebunan, perikanan, dan pupuk magot dipamerkan dalam satu area.

“Kami ingin tunjukkan bahwa hasil karya mereka punya nilai ekonomi dan artistik tinggi,” kata Didik.

Salah satu daya tarik utama ialah produk magot dan pupuk cair hasil olahan magot yang dipamerkan berdampingan dengan ikan nila hasil budidaya warga binaan. Program ini bukan hanya melatih keterampilan, tapi juga menjadi bukti keberhasilan pembinaan produktif di dalam Lapas.

“Kami punya beberapa sub-bidang bimker seperti pertanian, peternakan, pahat, batik, dan lukis. Semua ditampilkan agar masyarakat tahu potensi yang ada di balik tembok Lapas,” terang Didik.

Didik menambahkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari program asimilasi yang mempertemukan dua dunia: warga luar dan warga binaan. Masyarakat dapat melihat langsung hasil pembinaan, sementara warga binaan belajar bersosialisasi dengan tetap berada dalam pengawasan petugas.

“Kami tetap menerapkan pengawasan ketat, tapi di sisi lain ingin memberikan ruang interaksi yang positif antara mereka dan masyarakat luar,” ujarnya.

Ia berharap program asimilasi melalui Bimker Day ini dapat terus berlangsung secara berkelanjutan. Selain mempererat hubungan antara petugas, warga binaan, dan masyarakat, kegiatan ini juga menjadi simbol keterbukaan dan kemajuan sistem pembinaan di Lapas.

“Semoga ke depan kegiatan seperti ini bisa jadi agenda tahunan, karena manfaatnya besar bagi semua pihak,” tutup Didik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *