Daerah

Pelopor Hari Santri Kritik Tayangan Negatif Trans7, Tegaskan Pesantren sebagai Pilar Kerukunan

386
×

Pelopor Hari Santri Kritik Tayangan Negatif Trans7, Tegaskan Pesantren sebagai Pilar Kerukunan

Share this article
Pelopor Hari Santri Kritik Tayangan Negatif Trans7, Tegaskan Pesantren sebagai Pilar Kerukunan
KH Thoriq Bin Ziyad, inisiator Hari Santri Nasional sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Salaf Babussalam Banjarejo, Kabupaten Malang.(foto:sudutkota.id/ris)

Sudutkota.id – KH Thoriq Bin Ziyad, inisiator Hari Santri Nasional sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Salaf Babussalam Banjarejo, Kabupaten Malang, angkat suara menanggapi kontroversi narasi negatif yang muncul dari program “Xpose Uncensored” di Trans7 pada 13 Oktober 2025.

Ia menyesalkan penyajian tayangan yang dianggap mencoreng citra pesantren, khususnya Pesantren Lirboyo, dan menegaskan pesantren sebagai pilar utama kerukunan dan keberagaman Bangsa Indonesia.

Dalam pernyataannya, Gus Thoriq menegaskan bahwa pesantren bukan hanya lembaga pendidikan keagamaan, melainkan juga agen pemersatu masyarakat yang harus dijaga citranya dari framing negatif yang tidak berdasar.

“Santri Lirboyo, seperti juga santri di seluruh Indonesia, adalah manusia yang memiliki hak untuk bereaksi jika nilai-nilai pesantren mereka disudutkan secara tidak adil,” jelasnya, Rabu (15/10/2025).

Gus Thoriq juga mengkritik dugaan politisasi tayangan tersebut yang muncul menjelang peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2025. Ia menilai bahwa narasi negatif semacam ini justru berpotensi memecah belah masyarakat dan menimbulkan ketegangan yang tidak perlu.

“Kami curiga ada upaya adu domba yang tidak produktif di balik framing negatif ini, apalagi saat momentum Hari Santri semakin dekat,” ujarnya.

Menanggapi insiden robohnya salah satu bangunan pesantren di Sidoarjo yang turut dikaitkan dalam tayangan tersebut, Gus Thoriq meminta agar masyarakat dan media lebih bijak dalam menilai penyebab musibah.

Ia menjelaskan bahwa faktor alam seperti gempa bumi memang menjadi tantangan serius di wilayah Jawa Timur, dan konstruksi bangunan harus diserahkan kepada para ahli.

“Kesalahan teknis di satu lokasi tidak boleh dijadikan alasan untuk menilai seluruh pesantren secara negatif,” tegasnya.

Gus Thoriq juga mengimbau seluruh santri di Indonesia untuk tetap menjaga sikap santun dan tidak terbawa emosi dalam merespons kritik. Menurutnya, santri adalah figur yang harus menunjukkan keteladanan dan kedewasaan dalam menghadapi perbedaan.

“Santri bukan kaum reaksioner, tetapi harus menjadi teladan dalam manfaat dan kerukunan bagi bangsa ini,” tambahnya.

Dalam pesannya menjelang Hari Santri Nasional, Gus Thoriq menegaskan kembali peran strategis pesantren dalam memperkuat semangat kebangsaan yang berlandaskan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 1945.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dan menjaga kerukunan demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

“Di tengah dinamika global yang penuh konflik, kekuatan bangsa ini terletak pada persatuan seluruh elemen masyarakat. Santri harus menjadi pionir dalam menjaga kerukunan umat beragama dan keutuhan NKRI,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *