Sudutkota.id– Pengamat politik Rocky Gerung kembali melontarkan kritik tajam terhadap Presiden Prabowo Subianto. Kali ini, kritik diarahkan pada keputusan Prabowo menunjuk Muhammad Qodari sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP).
Dalam sebuah forum diskusi yang ditayangkan di kanal YouTube Mahfud MD Official, Rocky menyebut langkah tersebut menunjukkan bahwa Presiden Prabowo belum memahami esensi demokrasi.
“Prabowo ingin merespons tuntutan publik, tapi caranya keliru. Mengangkat Qodari justru menghadirkan persepsi negatif karena rekam jejaknya dianggap anti-demokrasi,” kata Rocky dikutip Sabtu (27/09/2025)
Menurutnya, publik masih mengingat kuat gagasan tiga periode yang pernah didorong Qodari melalui survei dan wacana politik. Usulan itu, ujar Rocky, bertentangan dengan semangat konstitusi yang membatasi masa jabatan presiden.
“Ya kodari pernah mengusulkan tiga periode terhadap pemerintahan jokowi, artinya Prabowo pakai Qodari supaya dia tiga periode juga. Kan begitu persepsinya kan? Jadi kita mesti kasih kritik juga, reaksi Prabowo dengan mengangkat Qodari itu reaksi yang buruk,” lanjutnya.
Rocky menilai, pengangkatan Qodari sebagai KSP dapat mengikis kepercayaan masyarakat sipil kepada ppemerintah
“KSP itu posisi strategis, bahkan di Amerika bisa disebut orang kedua setelah presiden. Kalau orang yang dianggap anti-demokrasi duduk di kursi itu, maka impresi publik pada Presiden akan jatuh,” jelasnya.
Ia menambahkan, kritik ini bukan sekadar perbedaan pandangan, melainkan peringatan agar pemerintah memahami kembali nilai dasar demokrasi.
“Kalau saya pergi ke semua universitas, tiap minggu saya tiga kali ke daerah itu. Mereka mengatakan, kok Pak Prabowo nggak ngerti ya? Buat demokrasi itu artinya menyelamatkan ide awal konstitusi. Sementara Qodari itu menghalangi ide awal itu dengan mengusulkan Pak Jokowi sebagai tiga periode,” tegas Rocky.
Di akhir pernyataannya, Rocky menegaskan bahwa penunjukan Qodari merupakan catatan negatif besar bagi Presiden.
“Saya harus bilang, Prabowo tidak paham demokrasi karena mengangkat orang yang justru pernah mendorong ide anti-demokrasi,” pungkasnya.




















